Gambar ilustrasi foto poligami |
KABAR yang saya terima dari beberapa
sumber yang mendengar cerita langsung, Ustadz Abdul Somad (UAS) ini
direncanakan akan melangsungkan akad nikah pemilik Al-Husna Mayong, Ustadz
Mudhofar (UM).
Hingga saya
menulis status ini, beliau masih menerima calon istri ke-sekian-nya untuk
diakadkan saat UAS manggung, alias belum dapat calon yang mau. Hahaha. Mau
daftar, mblo? Saya ijinkan, tapi simak cerita saya. Kalau tidak percaya,
japri saya, saya temukan dengan orang-orang yang menjadi sumber cerita
menggembirakan ini. Begini:
UM ini
disebut teman karibnya sebagai sosok visioner dalam membangun keluarga besar.
Bayangkan, ustadz yang men-jauhlah sejak sering ngisi pengajian di komunitas
Jaulah Jakarta itu, punya misi ingin memiliki empat istri dengan empat puluh
anak. Keren bukan? Moh men-jaulah-kan diri solae. Hehe
Lebih
senangnya lagi, UM sangat suka memamerkan jumlah istrinya ke publik, dan sangat
bangga sebagai suami perkasa untuk istrinya. Tercatat pada 2013 lalu, saat
istri kedua diakad-nikahkan, ia gelar acara gede di Pantai Kartini. Bayangkan,
pantai bro. Tempat umum dan terbuka mas nyak!
Antara
istri pertama dan kedua, dirias semua lalu foto wedding bareng. Mirip ustadz
yang suaranya serak-serak basah itu tuh, yang suka pamer di Sosmed. Nah,
inginnya, UM punya rencana baik mengulang kesuksesan di Pantai Kartini itu pas
saat UAS diundang ke Jepara.
Kalau
Kanjeng Nabi poligami kan untuk menyelamatkan para istri sahabat beliau yang
janda, maka UM belum sampai ke situ. Kepada sahabat saya, UM pernah membujuk agar
teman saya itu mau poligami.
“Wes
gampang, gak usah dipikir, ustadzah-ustadzah ku kae akeh sing gelem. Aman.
Datang saja seminggu 2-3 kali tak masalah ke rumahnya, saya jaga rahasia,”
ujarnya, ditanggapi nyengir.
Nyengir
berlanjut, UM masih juga merayu, “umur kayak kamu itu nikmat kalau menikah
lagi, dan menyehatkan. Tiap hari kalau kamu “ma’ crit” kenthel-kenthel,
itu sangat nikmat,” kira-kira inti dialog vulgarnya demikian.
Dia dibujuk
karena ingin meminta dukungan. Sayangnya, cara bujuknya pakai tawaran nikmat,
yang menurut teman saya, disebutnya birahi. Kalau demikian, maka, tidak
berlebihan kan jika saya mengatakan “UM belum sampai ke situ” soal makna
poligami. Hanya nafsu.
Jauh dari
sunnah pula karena dia membujuk teman senior saya itu tidak sekalian langsung
membawa pasangan yang siap sedia dipoligami dan dikasi mahar. Wkwkwkw
Yang mau
daftar jadi istri UM, kayaknya masih terbuka. Monggo silakan masuk. Syarat
fiqihnya: harus bolong. Tidak bolong, diuncalke neh loh sama UAS, eh UM ding.
Yang dicari kan bukan Samawa doank, tapi titik titik. Dah, titik!
Jadilah
teladan seperti UM. InsyaAllah banyak perempuan “ingin dimengerti” yang
mendekat dari jarak jauh-lah, dan, ha ha hai! Begitu! [badriologi.com]