Guyon dengan Gus Muwafiq di Jogja |
Disebut penggila
karena sifatnya mengikuti arus. Sifat anak rebana itu milenial. Update lagu dan
sholawatan harus yang ngetrend. Mengikuti ustadz, polanya juga ikut yang
nge-trend. UAS ngetrend, ikut nge-trend saja. Begitu pengamatan saya.
Kok ndadak jadi pengamat sok tahu yah? Hahaha. Biarin.
Karena ngunthuk,
ya tidak punya cara melawan arus. Unthuk kan begitu. Dalam ngunthukisme
anak rebana Somader di Jepara, sayangnya diikuti pula ngunthukisme mencela
kiai lainnya. Gus Muwafiq jadi sasaran. Kan gila!
Saat Gus
Muwafiq hadir ngisi pengajian di Surodadi pada 23 Agustus 2018 lalu, beberapa
anak rebana yang tidak hadir ternyata kena virus Somader yang anti Gus Muwafiq.
Padahal ketua PDM Jepara saja hadir, mendengarkan ceramah sampai selesai, dan
saya sempat cium tangan.
Saya tidak
tahu mengapa mereka tidak suka dengan Gus Muwafiq. Yang pasti, informasi saya
menyatakan, ada anak rebana di Jepara, gara-gara kontroversi UAS akibat tidak
bisa dicegah rencana kehadirannya di Al-Husna Mayong, dia sampai menyebut Gus
Muwafiq sebagai “kiai unyu-unyu”.
Mungkin
karena ia tidak terima atas viralnya cerita saya (dibaca 20,9 ribu kali sehari
di blog pribadi) yang debat dengan Gus Muwafiq selama dua jam soal Somad. Itu
terkaan saya. Kalau dia sewot nyebut “unyu-unyu” Gus Muwafiq karena faktor
lain, I don’t know and I don’t want to know.
Tengah
malam tadi (28/08/2018), seorang vokalis rebana senior di Jepara mendatangi
saya hanya untuk keluh kesah soal unyu-unyu nya aktivis rebana di Jepara.
Katanya, banyak sekali lulusan pesantren yang ikut menyemarakkan shalawat
dengan rebana. Ironisnya, mereka ini banyak yang “tidur pulas” atas isu dan
perkembangan yang terjadi di Jepara.
Mereka ini,
kata kangmas senior tadi, terbelenggu dengan aktivitas rebana, tidur, bangun
tidur, show rebana lagi. Begitu terus polanya tiap hari, bertahun-tahun
memperjuangkan shalawat agar menggema di Jepara, hingga lupa kalau ada pihak
yang berencana menghadirkan penghina yang dishalawati olehnya tiap hari.
Saking
pulas tidurnya, sikap menggila itu melahirkan mental unthuk ikut
anti-antian kepada Gus Muwafiq, keturunan Syeikh Isma’il waliyullah penjaga
pathok Aswaja Nusantara, yang bertugas me-refresh ke-Nusantara-an
dan ke-Aswaja-an sejak kalangan jidat gosong kathok cingkrang morat-marit ngacak-ngacak
tatanan ajaran wali Allah di Bumi Nusantara.
Yang ngajak
gelut saya gara-gara status soal Somad kemarin juga ternyata bagian dari unthuk
Nusantara raya, yang ketika ditanya alamatnya tidak ada yang memberitahu saya.
Saya tahu
juga, ternyata yang menyebut Gus Muwafiq unyu-unyu itu adalah satu dari ratusan
anggota paramiliter pasukan khusus Al-Husna yang pada 1 September 2018 nanti menghadirkan
UAS. Somader yah? Santai bro, shalawatan saja. Lalu, pisuhi lagi saya! Barokah! Hahaha. [badriologi.com]