Ansor Jateng: Barometer yang Berakhir Dikarateker -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Ansor Jateng: Barometer yang Berakhir Dikarateker

M Abdullah Badri
Senin, 09 September 2024
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
RIP Ansor Jateng 2024
Gambar RIP Ansor Jateng yang beredar.


Oleh M. Abdullah Badri


BEBERAPA pekan terakhir sejak isu Konferwil PW Ansor Jateng bakal digelar akhir Agustus 2024, saya sebagai salah satu wakil ketua di PC GP. Ansor Jepara tidak mendengar ada dinamika serius terkait; kepada siapa suara PC Jepara disepakati akan direkomkan? Ke Gus Sidqon (Semarang) atau Gus Hanis (Rembang, adiknya Gus Men)?


Bila diamanahkan ke salah satu kandidat, apa program yang akan dijalankan? Terutama terkait kurikulum MDS Rijalul Ansor yang selama ini saya sendiri masih menggali secara ijtihadi. Jajaran PC Ansor Jepara belum pernah membahas dinamika tersebut dalam rapat bulanan BPH (dan lama sudah tidak diagendakan) atau di agenda khusus. Mosok milih ketua PW nggur ewuh karena merasa masih ber-"hutang" dari mas "budi baik". Ra masuk blas


Karena merasa tidak punya hak suara, saya diam. 


Tetiba dapat kabar kalau di PC Ansor seluruh pantura, Gus Hanis dapat 50 persen suara rekomendasi jelang Konferwil Jateng. Fifty-fifty. Termasuk Jepara. Sampai di sini, politik internal Ansor Jateng konon akan mengakhiri kontestasi calon ketua nantinya, dengan satu sikap: aklamasi, bukan pemilihan suara. Perolehan suara harus manut hasil aklamasi. Begitu kabar yang saya dengar. 


Ujug-ujug ma' bedundu', pada 6 September 2024, PP GP. Ansor menunjuk tim Caretaker PW GP. Ansor Jawa Tengah untuk menyelenggarakan Konferwil Ansor Jawa Tengah yang dianggap bermasalah. 


Siapapun kader Ansor akan njingkat terkaget. Pasalnya, beberapa kali disebut bahwa Ansor Jawa Tengah adalah barometer pengaderan terbaik seluruh Indonesia. Barometer kok dikarateker, what's the problem? Itu menghina sekali. 


Saya masih ingat ada sahabat ketua PAC di Jepara yang dikarateker jelang dia maju di Konfercab Ansor 2021. Hingga sekarang dia masih tidak percaya adanya pengesahan karateker yang terkesan politis, apapun alibinya. Disebut politis sebab setelah dia dikebiri sebagai ketua PAC sekalipun, ia tetap terpilih lagi di Konferancab Ansor berikutnya. Ini bukti bahwa kader Ansor di PAC-nya kala itu tetap percaya dengannya. Mereka tidak percaya surat karateker, sekalipun PW yang menerbitkan. 


Dan bukan tidak mungkin, Karateker PW Ansor Jateng satu rasa politisnya dengan sahabat PAC di Jepara kala itu, hari ini. Apalagi beredar slayer di media sosial dimana PW Ansor Jateng seolah sedang beristirahat dengan nyenyak (Rest in Peace), dengan gambar kuburan sebagai sindiran. 


Menurut kabar yang saya terima, RIP Ansor Jateng adalah bentuk kekecewaan kader Ansor bawah yang kekeh mengikuti aturan organisasi daripada kehendak kuasa pribadi pusat. Ada yang tidak siap kalah, dan tahu bakal kalah di Konferwil Jateng, sehingga, Surat Karateker diterbitkan sebagai bentuk gertakan.


Artinya, siapapun ketua PC manapun di seluruh Jateng, kok dia tidak mengindahkan dawuh dari PP, nasibnya bakal sama dengan PW: sikat (dijungkelke). Jadi, karetaker hanyalah bentuk gertakan kepada seluruh kader Ansor se-Jateng. Yang tidak setuju aklamasi, pikir-pikir lah. Itu kehendak dinasti.


Apapun alibinya, wong Jateng ora goblok, Tum.


Gus Sholahuddin, Ketua GP. Ansor Jateng, sudah gedebukan mengkader, tapi berakhir hanya dengan selembar surat Karateker, itu penghinaan seluruh kader Ansor Jateng. Katanya barometer, ternyata pun tak luput dari karateker. Saya turut berduka, innalillah.[badriologi.com]


M. Abdullah Badri, Ketua PC MDS Rijalul Ansor Jepara

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha