Roti seres yang dianggap roti donat. (Foto: dokumentasi pribadi) |
Meluncur ke toko dekat Pasar Ngabul, malam itu roti donat tidak ada. Ketemulah roti seres untuk kue ultah. Dibawa ke rumah, namanya diubah anak saya jadi "roti donat", sesuai kepinginan yang kebelet. Bentuknya roti ultah, tapi hakikatnya, menurut mereka, roti donat.
Roti akhirnya dibongkar dua anak saya, Hadziq (4,5) dan Faqih (2,5). Sementara mereka sibuk makan, bapaknya ke rumah Mbah yang sedang mantu, menemui tamu hingga larut.
Tengah malam, saat bapaknya kelaparan, roti seres yang diubah imajinasinya jadi roti donat tadi, kembali dicari untuk menemani menulis di depan komputer.
Ya Allah, kok sudah telanjang begini rotinya. Kasihan sekali nasibnya. Seresnya didilati, rotinya disisakan. Semuanya, sak kerdus. Ibunya bilang, roti itu telanjang akibat "dilecehkan" Hadziq dan Faqih tanpa merasa bersalah. Hahaha. [badriologi]
Sumber: Abdalla Badri