Ustadz Abdul Somad team di Jepara |
SAYA sudah katakan kemarin, diapak-apakno, Ustadz Abdul Somad (UAS) tidak bisa mewakili NU. Siapa bilang dia NU. Lha wong merujuknya dia bukan ke PBNU kok, tapi ke ustadz-ustadz yak nah beh.
Suruh bangga dengan NU di sebelah mana jika aparatnya Somad saja bertopi La Ilaha Illa Allah khas ala Hizbut Tahrir begini. Celananya cingkrang, topinya bertajuk Liwa' dan Royah.
PC Ansor Jepara pas audiensi di Polres sebelum Idul Adha kemarin meminta polisi menjamin Al-Husna tidak menolerir simbol-simbol HTI "manggung" di Jepara atas kehadiran Somad dan Somaders luar kota.
Cuma dijawab bahwa polisi tidak punya mekanisme praktis mencegahnya, "mosok pas Somad ngomong khilafah langsung diturunin," katanya, "bukan zamannya," lanjutnya.
Nah, kini, sebelum UAS ceramah pas hari H pada 1 September 2018 pun tim pengamanannya sudah datang lengkap dengan simbol-simbol ormas terlarang. Baca: Posting Video Somad, Saya Diancam Gelut Sampai Mati.
Tim pengamanan UAS |
Jika beberapa bulan setelah UAS datang ke Mayong lalu gerakan radikalisme agama makin menguat di Bondo, Pakis Aji, dan pinggiran-pinggiran pesisiran, jangan salahkan UAS. Tanyalah mengapa Al-Husna pede banget mendatangkan figur yang memantik kelompok madzahab nyinyir dan dikit-dikit kafir dan haram itu.
Saya sudah berusaha mencerahkan beberapa elite NU di Jepara. Jika ditanggapi dengan pendekatan politik praktis, ya monggo kerso. Soal ideologis begini, saya paling tidak bisa kompromi. Dianggap keras kepala, monggo.
Silakan undang UAS untuk datang ke Jepara, dua atau tiga bulan sekali, maka lihatlah yang akan dipanen di "Jepara Bumi Aswaja". [badriologi.com]