Yang tidak bermanfaat sempurna dalam Islam meskipun baik. |
ADA 10 perkara baik dalam Islam, yang tidak akan lengkap atau sempurnna tanpa dilengkapi 10 perkara lainnya yang lebih baik. Hal ini diungkapkan oleh Sayyidina Umar bin Kahttab ra. dalam atsar-nya.
10 hal di bawah ini semuanya adalah baik yang dimiliki oleh seorang muslim. Tapi ingat, menjadi baik saja tidak cukup bila tidak disertai dengan niat dan laku yang baik. Makanya, 10 hal di bawah ini tidak dianggap bermanfaat meskipun baik. Apa saja?
1. Akal tidak sempurna tanpa sikap wira'i
Meskipun banyak ilmu misalnya, bila tidak dilengkapi dengan sikap-sikap terbaik seperti wira'i, yakni menjauhi banyak perbuatan yang dilarang (إجتناب المحظورات), akal justru akan mengajak kepada perbuatan makar kepada Allah, Rasul-Nya dan bahkan mengajak kepada kerusakan di bumi Allah Swt.
Tentang akal tidak sampurna ini, Ibnul Qais berkata, "ketika akalmu, akal yang kamu miliki itu, mengajakmu untuk menjauh dari hal-hal yang tidak penting kamu lakukan, maka kamu adalah bagian dari orang yang berakal (عاقل)".
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. mengatakan,
العقل نور فى القلب يفرق بين الحق والبــــاطل
Artinya:
"Akal adalah cahaya dalamm hati, yang bisa membedakan antara yang haq (benar) dan yang bathil (kebatilan)".
2. Amal tanpa ilmu juga tidak sempurna
Semangat beribadah atau beramal baik siapapun akan mengatakan baik. Tapi beramal saja tidak cukup. Harus dilengkapi dengan ilmu. Ilmu dulu, baru amal. Alasannya, orang yang berilmu tidak akan terjatuh pada kekeliruan dan kesalahan yang tidak disadarinya.
Nabi Muhammad Saw. bersabda,
أفضل الأعمال العلم بالله إن العمل ينفعك معه قليل العلم أو كثيره وإن الجهل لا ينفعك معه قليل العمل ولا كثيره
Artinya:
"Paling utamanya amal adalah ilmu (mengetahui) dengan Allah. Sesungguhnya amal akan sangat bermanfaat meskipun ilmunya sedikit maupun banyak. Dan sesungguhnya kebodohan itu tidak akan bermanfaat, meski amalnya sedikit maupun banyak". (HR. Al-Hakim).
Contoh:
Ada orang yang shalat ribuan rakaat tapi dia tidak belajar bagaimana cara shalat yang baik, maka hal itu tidak akan lebih sempurna dan lebih bermanfaat, meskipun ribuan rakaat telah dia laksananakan. Bagaimana agar proses mencari ilmu bermanfaat, silakan baca: 9 Syarat Mencari Ilmu Agar Sukses, Sempurna dan Bermanfaat.
3. Keberuntungan tanpa ketakutan (khosyah) kepada Allah
Beruntung itu artinya, -seperti ditulis Syeikh Nawawi- berhasil meraih apa yang kita cita-citakan atau berhasil menjauh dari kerusakan yang memang kita hindarkan. Itulah makna keberuntungan yang dimaksud dalam poin ini.
Tanpa rasa takut kepada Allah Swt (khosyah), keberuntungan yang kita raih tersebut tidak akan sempurna. Mengapa? Kalau semua keberuntungan kita tidak dikembalikan kepada Allah Swt. potensi sikap sombong sangat mungkin muncul dalam diri kita. Seolah-olah, keberhasilan itu hanya jerih payah kita sendiri, tidak ada orang lain di dalamnya, apalagi Allah Swt.
Nabi Muhammad Saw. bersabda,
لا يدخل النـــار من بكى من خشية الله حتى يلج اللبن من الضرع
Artinya:
"Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sampai air perasan susu kembali ke telana'an (rahim) seekor hewan (artinya tidak mungkin)." (HR. Tumudzi).
4. Penguasa tapi tidak adil
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda tentang akibat menjadi pemimpin yang tidak adil,
أحب الناس إلى الله تعـــالى يوم القيـــامة و ادناهم منه مجلسا إمــــام عادل وأبغض النـــاس إلى الله تعالى يوم القيـــامة وأبعدهم منه مجلسا إمـــام جــــائر
Artinya:
"Manusia paling disukai oleh Allah besok di hari kiamat dan paling dengan majelisnya (rahmatnya) dengan Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Dan manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh majelisnya dengan Allah adalah seorang pemimpin yang jahat". (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi).
5. Berani tapi tidak dengan adab
Orang yang bersemangat tinggi, berani dan selalu di depan itu sangat baik untuk jalan dakwah. Tapi ingat, bila keberanian itu tidak dibarengi dengan adab, laku menjadi seorang preman di pasar bisa dipakai ketika menghadapi banyak masalah.
Menjadi pendekar misalnya, itu adalah hal baik yang bisa dijadikan pemantik tumbuhnya keberanian diri menghadapi segala ketakutan. Tapi, tanpa bimbingan ilmu dari gurunya, dia bisa jadi akan memanfaatkan kelebihannya untuk kepentingan yang tidak baik.
Karena itu, para ahli kebijaksanaan (hukama') mengatakan,
العلم شرف لا قيمة له والأدب مال لا خوف عليه
Artinya:
"Ilmu pengetahuan itu adalah kemuliaan harta yang tiada bandingan harganya. Dan adab (tatakrama) adalah harta yang di dalamnya tidak ada ketakutan sama sekali".
Keterangan lebih lengkap soal perbedaan ilmu dan harta, silakan baca: Sayyidina Ali Diprotes Orang-orang Khawarij (Ngaji Ushfuriyah Bagian 7).
10 Hal Tidak Bermanfaat yang Harus Dijauhi Muslimin
6. Bahagia, tentram tapi tidak aman
Sangat tidak cukup cara kita menjadi orang baik hanya sekadar menjadi beriman (أمنوا) dan beramal shalih (وعملوالصـــالحات). Itu baik, sangat baik dan sangat membuat bahagia serta menciptakan ketentraman.
Tapi kalau tidak dilengkapi dengan sikap saling menjaga wilayah dari segala bahaya, misalnya makar, tidak mau berpartisipasi menjaga keamanan negara (والبلد الأمين), maka, bukan tidak mungkin kenyamanan dan kebahagian bebas beraktivitas dan beribadah akan terganggu kelak bila keamanan terkoyak.
Begitu pula, kebahagiaan atau kegembirariaan kita yang tidak dilengkapi dengan sukunul qalb/سكون القلب (keyakinan hati), tidak akan lengkap. Mengapa? Karena senyum bahagia yang natural itu tidak bisa diatur oleh bos. Paham kan maksudnya?
7. Kaya tapi tidak dermawan
Rasulullah Saw. mengatakan dalam hadits, yang artinya: "Orang dermawan itu dekat dengan Allah Swt, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Sementara orang pelit itu jauh dari Allah Swt., jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan itu lebih disukai Allah Swt. daripada ahli ibadah yang pelit".
Tentang akibat buruk menjadi orang kikir dan pelit dalam Islam, baca: 7 Akibat Buruk Menjadi Orang yang Pelit dan Kikir.
8. Faqir tanpa sikap qana'ah (menerima secara ikhlash)
Harusnya, menjadi faqir miskin itu bersikap sederhana dan mau menerima. Itulah posisi terbaik menjadi seorang fakir di dunia. Pilihan sikap lainnya, silakan baca: 7 Pilihan Hidup Cerdas Bagi Seorang Muslim yang Dinilai oleh Allah.
Orang yang fakir dan tidak menerima secara ikhlash, itu berakibat buruk menimbulkan sikap sombong diri. Lalu apa yang disombongkan dari kefakiran yang tidak ikhlash itu. Tidak ada bukan.
Karena itulah, orang fakir yang tidak menerima kondisinya secara ikhlash (qana'ah) dia akan mudah mengutuk manusia yang membuatnya miskin, saudaranya, bahkan Allah Swt akan dikutuk olehnya karena dianggap telah berbuat tidak adil kepada nasibnya.
Abdullah bin Mubarok menyarankan begini terkait faqir tidak qana'ah itu,
إظهار الغنى فى الفقر أحسن من الفقر
Artinya:
"Mempertontonkan kekayaan dalam posisinya sebagai seorang faqir itu lebih baik daripada kafakiran".
Lebih baik menipu diri sebagai orang kaya (pura-pura kaya) daripada menjadi seorang fakir tapi tidak ikhlash lalu mengutuk Allah Swt. Naudzubillah.
9. Berpangkat tinggi, tapi tidak tawadlu'
Orang yang memiliki jabatan atau pangkat di hadapan manusia acap tergoda memiliki sikap tidak mau mengalah, ingin harus menang dan terjangkit star syndrome. Sikap tawadlu' dan gengsi muncul sebagai akibat dari jabatan yang diemban, yang maunya dilayani.
Menjadi pejabat memang baik. Sangat baik. Tapi, tanpa sikap tawadlu', jabatan itu tidak akan lengkap dan justru kadang mengancam dirinya dan orang lain.
Pengertian tawadlu' adalah,
الإستسلام للحق وترك الإعتراض على الحكم
Artinya:
"Menyerah kepada kebenaran dan tidak mengambil sikap melawan secara hukum".
Itulah tawadlu'.
10. Jihad tanpa taufiq dari Allah Swt.
Jihad yang dimaksudkan dalam artikel ini bukan hanya jihad perang di medan perang (baca: 18 macam mati syahid), tapi jihad mengajak kepada jalan kebaikan dakwah Islam. Dan taufiq artinya adalah segala tindakan hamba (kita semua) yang selalu dilakukan agar sesuai dengan kehendak dan sesuai dengan apa yang dicintai dan diridla'i oleh Allah Swt.
Rasulullah Saw. menyatakan,
أفضل الجهاد أن تجاهد نفسك وهواك في ذات الله
Artinya:
"Jihad paling utama adalah jihadmu memerangi dirimu dan hawa nafsumu karena Allah". (HR. Ad-Dailami).
Demikian 10 perkara yang meskipun baik dalam Islam, tidak akan bermanfaat sempurna bila tidak dilengkapi, seperti ditulis dalam Kitab Nasha'ihul Ibad (Bab 'Usyari), disyarah oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dan saya terjemahkan setelah ngaji posonan tiap sore bersama warga desa, Rabu (15 Mei 2019/10 Ramadhan 1440 H). [badriologi.com]