 |
| Surat Al-Kahfi ayat 82. |
KETIKA Sayyidina Umar bin Khattab menjelaskan tafsir Surat Al-Kahfi ayat 82 di bawah ini,
{وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنز لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا (82
Artinya:
"Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim (bernama Ashram dan Sharim) di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya (bernama Kasyih) adalah seorang yang saleh". (QS. Al-Kahfi: 82),
beliau menjelaskan adanya tujuh lembar kertas di dalam harta karun (كَنز) terbuat dari emas, yang berisikan kata mutiara untuk para Bani Adam dimanapun berada terkait bahaya mencintai harta. Isi pesan mutiara itu ada tujuh, berikut ini:
1. Aku heran terhadap mereka yang mengetahui kalau kematian itu pasti datang, tapi mereka masih saja tertawa lepas berlebihan (tidak ingat mati). Baca: 7 Tahapan Mengapa Tertawa Berlebihan (Terbahak) Dilarang dalam Islam.
2. Aku heran kepada mereka yang mengetahui kalau dunia itu bersifat fana' (akan habis) tapi masih saja mereka menyukainya dan sibuk meraihnya. Baca: 7 Akibat Buruk Menjadi Orang yang Pelit dan Kikir.
3. Aku heran kepada mereka yang mengetahui bahwa segala sesuatu pasti sudah ditentukan, tapi tetap saja mereka gundah kala mereka kehilangan semuanya.
Kata Mutiara dalam Al-Qur'an
4. Heran aku, kepada mereka yang tahu kalau hisab (kiamat) itu ada, tapi masih saja mereka mengumpulkan banyak harta.
5. Aku takjub kepada mereka yang mengetahui adanya neraka tapi masih saja terus melakukan dosa. Baca: Imam Tidak Qunut, Makmum Minta Waktu Membaca Qunut.
6. Aku heran kepada mereka yang meyakini adanya surga tapi tetap saja hidup bergelimah kemudahan (tidak mau beribadah dan menyembah) kepada Allah Swt. di dunia.
7. Aku juga heran, mereka tahu kalau setan adalah musuhnya, tapi masih saja mau menuruti godaan setan.
Kalimat "Aku" dalam kata mutiara di atas adalah kata ganti dari harta karun (كَنز). Artinya, si harta karun diibaratkan sedang berdialog dengan umat manusia yang memiliki sifat paradoks.
- Sadar mati, tapi tidak siap.
- Sadar sifat fana dunia, tapi suka mengumpulkannya.
- Sadar takdir, tapi ketika diambil Allah, dia gundah.
- Yakin kiamat, tapi tidak siap menghadapi.
- Yakin surga, tapi tetap malas beribadah.
- Yakin neraka, tapi masih sibuk kumpulkan dosa.
- Yakin setan musuh, tapi masih saja dijadikan sekutu.
Demikian 7 kata mutiara tertulis dalam harta karun (kanzun) di Surat Al-Kahfi: 82 yang dijelaskan oleh Sayyidina Umar ra., sebagaimana ditulis dalam Kitab Nasha'ihul Ibad Listi'dadi Yaumil Ma'ad karya Imam Ibnu Hajar Al-Asyqalani (Bab Suba'i), disyarah oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dan saya terjemahkan setelah ngaji posonan tiap sore bersama warga desa, Jumat (11 Mei 2019/5 Ramadhan 1440 H). [badriologi.com]
