Perkara yang tidak ada ujung pangkalnya. |
ADA 10 perkara yang menurut sabda Rasulullah Saw. tidak akan pernah bisa dipenuhi meskipun kita berusaha penuh untuk mencukupinya dan memenuhinya. Apa saja 10 perkara itu?
1. Mata tidak akan pernah berhenti untuk mencukupi aktivitasnya dalam melihat
2. Bumi tidak akan penuh dengan turunnya air hujan
3. Laki-laki tidak akan pernah puas kepada perempuan
4. Orang alim tidak akan berhenti puas mencari sumber ilmu
Keterangan tentang orang yang tidak pusa mencari ilmu, sudah saya tulis-terjemahkan dalam judul: 9 Syarat Mencari Ilmu Agar Sukses, Sempurna dan Bermanfaat
5. Tukang tanya (suka mengeluh) tidak akan berhenti untuk terus memberikan keluhan permasalahan
Rasulullah Saw. bersabda,
من فتح باب مسألة فتح الله له باب فقر فى الدنيا و الأخرة ومن فتح باب عطية إبتغاءً لوجه الله تعالى أعطاه الله خير الدنيا والأخرة
Artinya:
"Siapa saja yang membuka satu bab permasalahan, maka Allah akan membukan pintu kefakiran padanya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang membuka pintu pemberian (jawaban, red) ikhlash karena Allah, maka Allah memberinya kebaikan di dunia dan akhirat". (HR. Ibnu Jarir).
Dan juga dalam sebuah hadits yang berbunyi,
ما فتح رجل على نفسه باب مسألة يسأل النـــاس إلا فتح الله عليه باب فقر لأن العفة خير
Artinya:
"Tidak seorang pun laki-laki yang membuka dirinya untuk mengeluarkan masalah (keluhan) yang ditanyakan (dikeluhkan) kepada orang lain, kecuali Allah akan membukan satu pintu kefakirannya. Karena sesungguhnya menjaga diri (dari suka mengeluh) itu lebih baik". (HR. Ibnu Jarir)
6. Orang rakus juga tidak akan berhenti dari aktivitas mengumpulkan segala yang dia inginkan
Artinya, orang yang rakus dan selalu haus (serakah) atas harta, berapapun yang didapat olehnya, dia tidak akan terpuaskan dan tidak akan berhenti mengumpulkan segalanya karena yang dia cari bukan kebutuhan, tapi kepuasan yang tiada akhir.
Perkara yang Tidak Ada Ending Akhirnya
Ada tiga tipe dalam usaha manusia mencari kebutuhan hidup di dunia (baik menjadi pekerja, pebinis maupun pengusaha). Ada yang diberi pahala, diberi hisab (perhitungan akhir kelak) dan adapula yang justru mendapatkan siksa. Berikut rinciannya.
Pertama, dijanjikan pahala
Ada yang bekerja tapi dia berniat untuk kebaikan dan berniat mencegah dirinya dari kerusakan, misalnya dia bekerja agar anak-istrinya tidak kelaparan. Maka, jenis pekerja/pengusaha ini akan mendapatkan ganjaran dari Allah Swt. dan bahkan bagian dari menanam kebaikan untuk kehidupan akhirnya kelak. Mereka inilah yang bekerja hanya untuk mencari nafkah cukup dalam hidup dan hanya berniat mencari harta yang halal saja.
Kedua, dihisab sangat lama
Tipe orang yang giat bekerja mencari harta, yang dalam bekerjanya tidak berniat akan memenuhi segala perintah Allah Swt. (beribadah, pen), tapi tidak melanggar batas-batas yang dilarang Allah Swt., maka dia akan mendapatkan beratnya hisab di hari perhitungan kelak. Dia akan ditanya terkait tujuannya menumpuk harta benda ketika di dunia.
Baca: 7 Pilihan Hidup Cerdas Bagi Seorang Muslim yang Dinilai oleh Allah
Ketiga, disiksa
Siapa dia? Yakni mereka yang berkerja penuh menumpuk harta, tidak melakukan hal-hal yang diperintah oleh Allah Swt. serta mau melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Swt. di tengah dia giat bekerja menumpuk hartanya tersebut.
Adapun macam-macam orang niat bekerja untuk mencari harta dibagi juga menjadi tiga (3) bagian, yakni dermawan, memenuhi keinginan saja dan untuk kesombongan.
- Bekerja untuk untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menyambung silaturrahim kekerabatan serta untuk memperluas kesempitan ekonomi, maka dia tergolong sebagai askhiya' (orang dermawan) karena hasil kerjanya tidak untuk dirinya sendiri. Bila niatnya baik, cocok dengan niatan di awal tadi, maka dia akan mendapatkan pahala dari giat bekerjanya itu. Bila tidak sesuai dengan niat awal, ya dia tidak akan mendapatkan penghargaan pahala dari Allah Swt. karena setiap keputusan, pada hakikatnya, akan ditanyakan peruntukannya, 'untuk apa dia bekerja dan untuk apa hasilnya'.
- Bekerja untuk memenuhi kepuasan dirinya, serta bekerja untuk mendapatkan kenikmatan hasilnya dari jerih payah kerjanya. Tidak ada niat lain kecuali itu. Maka, macam pekerja/pebisnis ini termasuk bagian dari baha'im (yang hidup dengan nafsu penuh kebinatangan).
- Bekerja dengan niat agar bisa sombong. Niatnya, kalau sudah bekerja, berbisnis, dan mendapatkan harta kekayaan yang banyak, dia akan bisa membanggakan dirinya dan kelak bisa meremehkan orang lain, yang, misalnya, dulu pernah meremehkannya. Jenis pebisnis atau pekerja begini tergolong bagian dari al-hamqa (orang dungu), maghrurin (terbujuk) dan bahkan halikin (perusak).
7. Lautan tidak akan penuh meskipun diisi dengan air
Baca: Cerita Kiai Mathori, Wali Jadzab Surodadi Jepara
8. Api juga tidak akan berhenti membakar (kayu)
Demikian 8 perkara yang tidak akan ada ujungnya, seperti ditulis dalam Kitab Nasha'ihul Ibad (Bab Tsumani), disyarah oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dan saya terjemahkan setelah ngaji posonan tiap sore bersama warga desa, Ahad Pahing (12 Mei 2019/7 Ramadhan 1440 H). [badriologi.com]