 |
| Shalat yang sia-sia adalah shalat yang tidak dilakukan dengan khusyu'. Hal sia-sia dilakukan lainnya menurut Sayyidina Ali adalah puasa yang tidak bisa mencegah diri dari omongan tidak bermanfaat, ilmu yang pemiliknya tidak wira'i, membaca Al-Qur'an dan tidak merenungi maknanya, harta yang pemiliknya tidak dermawan, persahabatan yang tidak dijaga, nikmat yang mudah hilang dan doa yang tidak ikhlash. |
Oleh M Abdullah Badri
SHALAT yang sia-sia, yang tidak ada kebaikan di dalamnya adalah shalat yang tidak dilakukan secara khusyu'. Demikian dinyatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. dalam kata mutiaranya.
Selain, ada 7 hal lain yang sia-sia bila tidak dilakukan secara sempurna oleh umat Islam. Selengkapnya, silakan simak uraian terjemahnya di bawah ini:
1. Tidak ada kebaikan dalam shalat yang tidak khusyu'. Padahal, khusyu' adalah bagian daripada shalat yang tidak didahului dengan sistem syarat (seperti ibadah shalat). Demikian pendapat Syaikh Nahrawi, guru dari Syaikh Nawawi Banten.
Kepada para Nabi, Allah Swt. mengatakan, "hambaku, berilah aku tangisan matamu, berilah kekhusyu'an hatimu, lalu berdo'alah, niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu karena aku sangat dekat lagi Maha Mengijabah doa".
2. Tidak ada kebaikan dalam puasa yang tidak bisa mencegah diri dari omongan dan ucapan yang tidak bermanfaat.
3. Tidak ada kebaikan dalam ibadah membaca Al-Qur'an yang tidak dibarengi dengan merenungi maknanya, hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
4. Tidak ada kebaikan dalam ilmu yang tidak dilengkapi sikap wira'i, yakni sikap menjauh dari segala bentuk yang syubhat dan haram. Rasulullah Saw. bersabda,
من اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه ومن وقع فى الشبهات وقع فى الحرام
Artinya:
"Barang siapa menjaga diri dari hal-hal syubhat maka sesungguhnya dia terlepas dari (beban dosa) agamanya dan kehormatannya. Dan barang siapa yang jatuh pada perkara-perkara syubhat, dia terjatuh pada keharaman".
Baca: 10 Hal Tidak Bermanfaat dalam Islam Meskipun Baik, Kecuali
5. Tidak ada kebaikan dalam harta yang tidak diikuti sikap dermawan. Rasulullah Saw. bersabda,
ما فتح رجل باب عطية بصدقة او صلة إلا زاده الله بها كثرةً وما فتح رجل باب مسألة يريد بها كثرةً إلا زاده الله بها قلةً
Artinya:
"Tiada seseorang pun yang membuka pintu anugerah (rezeki) dengan sedekah atau silarrahim kecuali Allah menambah hartanya jadi banyak. Dan tidak ada seorang pun yang membuka satu pintu masalah (tidak mau bersedekah) agar menjadi banyak, kecuali Allah justru menjadikan hartnyanya makin sedikit". (HR. Baihaqi).
Keterangan lengkap hadits di atas, silakan baca di Shamela.ws
6. Tidak ada kebaikan dalam persabatan yang tidak dijaga dengan baik. Rasulullah Saw. bersabda,
عليكم بإخوان الصفا فإنهم زينةٌ فى الرخاء وعصمةً فى البلاء
Artinya:
"Bangunlah persahabatan yang sejati dengan banyak orang, karena sesungguhnya mereka adalah perhiasan di saat sempit (kepepet) dan pelindung bala' (musibah)".
Rasulullah Saw. juga bersabda demikian,
المرأ كثير بأخيه ولا خير فى صحبة من لا يرى لك من الحق مثل ما ترى له
Artinya:
"Tiap orang akan merasa banyak (tidak sendirian) bila bersama dengan sahabatnya. Dan tidak ada kebaikan ketika bersahabat dengan orang yang tidak mampu melihat kebenaran sebagaimana kamu melihatnya". (Diriwayatkan dari Abu Zubair dari Sahal bin Sa'ad).
7. Tidak ada kebaikan dalam nikmat yang mudah hilang.
Agar nikmat Allah Swt. tidak segera hilang, sebagian umat Islam kadang berdoa dengan doa seperti ini,
اللهم لا تسلب مني نعمةً أنعمت بها عليَّ
Artinya:
"Ya Allah jangan engkau hilangkan dariku nikmat yang telah engkau berikan kenikmatannya itu kepadaku".
8. Tidak ada kebaikan dalam doa yang tidak ikhlash. Rasulullah Saw. bersabda:
إن هذه القلوب أوعيةٌ فخيرها اوعاها فإذا سألتم الله فاسألوه وأنتم واثقون بالإجابة فإن الله لا يستجيب دعاء من دعا من ظهر قلب غافلٍ
Artinya:
"Hati ini sesungguhnya adalah wadah-wadah dan merupakan wadah terbaik (dari lainnya, pen). Maka, ketika kalian memohon kepada Allah mohonlah dengan (kesungguhan) hati. Dan kalian harus yakin dikabulkan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang berdoa dari permukaan hati yang lalai". (HR. Thabrani).
Demikian penjelasan tentang shalat yang sia-sia dan 7 perkara lain yang juga tidak ada kebaikannya, seperti ditulis dalam Kitab Nasha'ihul Ibad (Bab Tsumani), disyarah oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dan saya terjemahkan setelah ngaji posonan tiap sore bersama warga desa, Senin Pon (13 Mei 2019/8 Ramadhan 1440 H). [badriologi.com]
