Suasana haul di Makam KH. Abdul Jalil Ahmad Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Kamis, 9 Juni 2016. Foto Mbah Jalil di sebelah kanan bawah. Foto: ppmus.com. |
Oleh M Abdullah Badri
KH. Abdul Jalil Ahmad (Mbah Jalil) yang makamnya ada kompleks Maqbarah Serut, Sarang, Rembang, adalah seorang masyayikh PP. MUS yang di lingkungan santri Sarang umumnya dikenal nyentrik karena sulit sekali mau dicium tangannya.
Jangankan mencium tangan, bertemu saja sangat sulit. Dan merupakan keberkahan tersendiri bila beliau ini mau ditemui, apalagi mau dicium tangannya secara suka rela.
Bertahun-tahun Gus Huda Nashrullah nyantri di Sarang mengaku sangat berbahagia kala habis wudlu hendak shalat di masjid, tiba-tiba muncul Mbah Jalil di depannya. Langsung saja ia mencium tangan beliau tanpa pikir panjang.
Seorang sepuh yang ingin sowan ke Mbah Jalil Sarang juga memiliki strategi ruhaniyah agar berhasil bertemu. Sebelum silaturrahim, dia sudah membaca 1000 kali Surat Al-Fatihah untuk Mbah Jalil. Dengan mantap dia naik pakai bus umum.
Mbah Jalil ternyata mengetahui kesungguhan niat kiai sepuh tersebut. Baru saja turun melangkahkan kaki dari bus, tangan kiai tersebut langsung ditarik oleh Mbah Jalil. Al-Fatihah sang kiai tembus ke Mbah Jalil. Alhamdulillah.
Kejadian bertemu dan salaman apalagi mencium tangan Mbah Jalil dianggap langka oleh para santri Sarang khususnya. Lebih langka lagi adalah ketika Mbah Jalil memberi uang kepada santri. Mitosnya, bila ada orang diberi uang dari Mbah Jalil kelak ia akan menjadi pengusaha yang kaya raya.
Kang Nashiruddin, santri Sarang asal Jepara salah satu orang yang mendapatkan keberkahan diberi uang Rp. 1.000 oleh Mbah Jalil. Karena dikenal sebagai wali nyentrik, uang dari Mbah Jalil itu disimpan olehnya sebagai "jimat" hingga boyong.
Baca: Bisu Empat Tahun Gara-gara Melihat Kiai Afif Sholeh Terbang di Atas Panci
Kini terbukti. Kang Nashiruddin memang bernasib baik jadi juragan yang kaya raya setelah mondok. Kepada salah satu sahabat mondoknya di Sarang, Kang Nashiruddin mengaku pernah kapusan (kena tipu) miliaran rupiah dari koleganya dari luar negeri.
Ketika ia ditanya apakah masih menyimpan "jimat uang seribu" dari Mbah Jalil? Ia menjawab hilang. "Makanya kamu kena tipu, lha wong jimatmu ilang. Hahaha," balas sahabatnya.
Sayang sekali jarang ada santri yang diberi uang oleh Mbah Jalil Sarang. Dan sangat ditunggu. [badriologi.com]
Keterangan:
Cerita ini dituturkan oleh alumni Sarang, Gus Huda Nashrullah (Ketua LBM NU Jepara) pada Kamis malam (27 Juni 2019) di Tegalsambi, Tahunan, Jepara.