Laweyan Hubbul Ansor dibahas di rumah Gus Huda Nashrullah Tegalsambi, Tahunan, Jepara, Kamis (30 Juni 2019) malam. |
BERAWAL dari Ketua LBM PCNU Jepara, Gus Huda Nashrullah (Tegalsambi) yang sempat menanyakan kegiatan Majelis Dzikir Rijalul Ansor oleh PAC GP. Ansor Tahunan Jepara, sahabat Teddy Al-Faruq yang merupakan Ketua Rijalul Ansor PAC Tahunan, akhirnya harus bertemu dengan Gus Huda bersama sekretarisnya, sahabat Haris, Kamis (30 Juni 2019) malam.
Dalam obrolan santai selama hampir dua jam, semua yang hadir sepakat membentuk sebuah wadah ngaji bersama di tingkatan PAC GP. Ansor Tahunan yang kemudian saya usulkan bernama Laweyan Hubbul Ansor dan disetujui. Dinamakan laweyan karena acara digelar tanggal 25 ke atas tiap bulan ke setiap ranting Ansor se-Tahunan.
Baca: Memilih Sunnah Daripada "Bid'ah" Tradisi Islam Nusantara
Biar tidak tumpang tindih dengan banyak kegiatan ngaji rutin di lingkungan keluarga besar NU yang sudah berjalan, seperti muslimatan, syuriahan, lailatul ijtima' dan lainnya, Laweyan Hubbul Ansor hanya akan fokus mengkaji karya ulama Nusantara, terutama yang beraksara Pegon Jawa.
Ada 12 kitab ulama Nusantara yang rencananya akan dijadikan kurikulum Laweyan Hubbul Ansor Tahunan yang bertajuk Kajian Karya Ulama Nusantara tersebut. Dari 12 kitab tersebut, sudah direncanakan siapa saja qari' kitabnya selama setahun, lengkap dengan pembanding dan moderator tiap acara.
Kitab-kitab ulama Nusantara tersebut akan dibaca secara bergantian oleh qari' yang bergantian pula di tiap laweyan digelar. Jadi, sifat pembacaan kitab oleh qari' nantinya adalah review atau muthala'ah secara umum atas isi kitab yang dibaca.
Sistem ngajinya pun bukan bandongan, tapi dialog. Tiap anggota Ansor yang hadir bisa secara bebas mengajukan pertanyaan usai qari' membacakan kitab selama kurang lebih satu jam dengan penengahnya, moderator.
Bila gagasan rutinan Laweyan Hubbul Ansor ini berjalan, Rijalul Ansor Tahunan akan ramai dengan kajian ulama Nusantara yang setahu saya belum pernah dikaji secara konsisten, rutin dan santai oleh komunitas yang ada di lingkungan NU secara publik.
Baca: Pulau Parang Dihuni Cingkrang, Rencana Pengajian Ansor Sempat Dibubarkan
Kata sahabat Teddy, Laweyan Hubbul Ansor rencananya akan dilaunching pada akhir Juni 2019/akhir Syawwal 1440 H. Semoga saja komunikasi dengan Ketua PAC Ansor Tahunan selesai dengan baik. Amin.
Demikian catatan saya sebagai pengingat saja. Bila konsep ngaji di atas dirasa menarik, pembaca silakan copas seutuhnya tanpa ijin ke saya. Asal untuk kepentingan menghidupkan agama Islam dan NU. Soal judul-judul kitabnya, Anda bisa kontak saya via WA di halaman kontak. [badriologi.com]