Rombongan GP. Ansor Ngabul saat Halal Bihalal di rumah H. Luthfi Ngabul (peci putih), Senin siang (10/06/2019). |
Oleh M Abdullah Badri
DALAM kesempatan Halal Bihalal di rumah H. Luthfi Ngabul pada Senin siang (10/06/2019), ada cerita menarik dibalik sejarah berdirinya Madrasah Diniyah (Madin) dan MI Manbaul Falihin Jl. Kalitekuk, Rt. 01 Rw. 01 Ngabul Tahunan Jepara. Belasan sahabat GP. Ansor Ranting Ngabul menjadi saksi penuturan sejarah di bawah ini.
Madrasah Manba'ul Falihin, kata H. Luthfi, ternyata diinisiasi oleh beberapa nama, termasuk Bapak saya, H. Muhammad Badri. Pak Haji Luthfi sering diajak muter-muter oleh Bapak untuk mencari bangku sekolah karena memang baru dirintis. Siang itu, Pak H. Luthfi tidak menyebut kapan tahun persis berdirinya Madrasah Manba'ul Falihin Ngabul.
Baca: Sakit Bergilir Karena Menunda Nadzar Ziarah ke Makam Sunan Muria
"Saya sering muter sama Bapakmu dulu ketika masih pakai motor CB," terangnya. Tentu saja kisah ini tidak pernah saya dengar langsung dari Bapak karena saya belum lahir.
Orang yang sangat berjasa membantu pembangunan madrasah tersebut adalah (alm) H. Murdi, pemilik PO. Muji Jaya yang juga santri dari pesantren Turoyo, Tayu, Pati.
Menurut Pak H. Luthfi, H. Murdi dulu pernah mengirim surat menggunakan bahasa Arab Pegon yang khat nya ternyata sangat bagus, lebih bagus dari khat tulisan arab H. Luthfi. Selain H. Murdi, Mbah Ihsan Ngabul (pendiri Masjid Al-Ihsan) juga sangat membantu mengembangkan madrasah rintisan di tahun itu.
"Kang, tulung sampeyan tuku kayu, boto, wesi lan liya-liyane, notane wehke aku, aku sing ganti," begitu kira-kira pesan tertulis H. Murdi kepada H. Luthfi dalam bahasa Arab Pegon.
Dibantu oleh H. Murdi, Bapak dan H. Luthfi berjibaku merintis Mamba'ul Falihin. Kata H. Luthfi, sebelum merintis lembaga pendidikan, Bapak dulu adalah pebisnis ukiran yang salah satu karyanya adalah panahan kidang dan patung-patung Yesus. Begitu usai mondok ke beberapa tempat selama tiga tahun (di Jepara, Pati, Kudus, Kendal, Kediri, dll), bisnis itu berhenti dan merintis beberapa lembaga pendidikan.
Sebelum menjadi Rais Syuriah MWC NU Kecamatan Tahunan, di waktu mudanya, Bapak ternyata pernah menjadi Rais Syuriah NU Ranting Ngabul saat KH. Ali Irfan, guru Bapak saat sekolah di STM, menjadi pengurus PCNU Jepara.
"Saat itu Ngabul masih ikut MWC Kecamatan Jepara Kota," kenang H. Luthfi, lagi-lagi tanpa mengingat tahun persisnya.
H. Luthfi juga mengenang sejarah kepedulian Bapak atas perkembangan pendidikan di Ngabul karena Mbah saya, Abdul Hadi bin Marsam bin Sarih sering dilihat selalu mendoakan Bapak.
Baca: Persyaratan Menjadi Kiai yang Baik dan Benar
"Mbahmu dulu pas aku ikut kerja ngukir Bapakmu itu kalau pagi, habis membakar sampah bekas ukiran, selalu ambil wudlu', shalat Dluha dan membaca Al-Qur'an di mushallamu, yang sekarang ini. Itu tiap pagi dan bertahun-tahun," jelas H. Luthfi.
Kisah ini saya tulis karena saya memang tidak pernah mendengarkan sebelumnya. Hanya sebagai catatan untuk sahabat GP. Ansor Ngabul yang juga berkunjung ke beberapa tokoh dan pengurus NU Ranting Ngabul, antara lain:
1. KH. Ulin Nuha Alhafidz (Musytasyar PRNU Desa Ngabul)
2. Kiai Mukari (Rais Syuriah PRNU Ngabul)
3. Kiai Kuroto (Syuriah PRNU Ngabul)
4. H. Lutfi (Syuriah PRNU Ngabul)
5. Kiai Ngadimin (Senior GP. Ansor Ngabul)
6. H. Ahmadi (Senior Banser GP. Ansor Ngabul)
7. Sulur (Senior Banser GP. Ansor Ngabul)
8. Ust. Teddy Al-Faruq (Mantan Ketua GP. Ansor Ngabul - Kepala Madin Manba'ul Falihin Ngabul)
9. H. Sholechan (Petinggi Desa Ngabul)
10. Taufik (Babinkamtibmas Polsek Tahunan - Desa Ngabul)
Rombongan GP. Ansor Ngabul saat Halal Bihalal di rumah KH. Ulin Nuha Al-Hafidz Ngabul (peci putih), Senin siang (10/06/2019). |
Rombongan GP. Ansor Ngabul saat Halal Bihalal di rumah H. Luthfi Ngabul (peci putih), Senin siang (10/06/2019). |
Rombongan GP. Ansor Ngabul saat Halal Bihalal di rumah Ust. Teddy Al-Faruq (baju biru), Senin siang (10/06/2019). |
Rombongan GP. Ansor Ngabul saat Halal Bihalal di rumah Petinggi Desa Ngabul, H. Solechan, SE (kaos putih), Senin petang (10/06/2019). |
Rombongan GP. Ansor Ngabul saat Halal Bihalal di rumah Babinkamtibmas, Ndan Taufik (seragam dinas polisi), Senin sore (10/06/2019). |
Beberapa tokoh dan penurus NU Ngabul lainnya tidak berhasil ditemui karena kebetulan ada kesibukan lain atau sedang di luar kota. Beberapa nama di Ngabul yang belum berhasil ditemui adalah:
1. H. Hisyam Zamroni (Wakil Ketua PCNU Jepara)
2. H. Nur Kholish Jauhari (mantan Ketua PRNU Ngabul yang sekarang Kepala MA Zumrotul Wildan Ngabul)
3. Nur Salim (Sekretaris PCNU Jepara)
4. Kiai Nur Halim Alhafidz (Ketua PRNU Desa Ngabul sekarang)
5. Masykuri (mantan Ketua GP. Ansor Ngabul)
Dari bid'ah silaturrahim Halal Bihalal tersebut, saya menemukan kembali obor sejarah yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Utamanya tentang perjuangan orangtua yang belum pernah saya tiru keberhasilannya. [badriologi.com]