Foto Gus Muwafiq. Sumber: Republika Online. |
Oleh M Abdullah Badri
GEGER ada anjing (Jawa: asu) dibawa seorang perempuan di Bogor, Gus Muwafiq hanya menanggapi dengan senyuman lucu saja.
"Salahe sopo asune masuk ke Bogor, kalau masuk ke Jogja ya malah dibuat Tongseng," kata Gus Muwafiq kepada para tamu di Jombor, yang kemudian disambut tawa ger-geran, Rabu (3 Juli 2019).
Gus Muwafiq tidak setuju menanggapi berlebihan atas kejadian anjing masuk masjid di Bogor hingga viral dijadikan tumpangan kampanye khilafah dan kampanye politik tak beradab.
Baca: Ada Loh Kiai yang Kebacut Ngaku Penyelamat Nabi dari Neraka Saat Mi'raj
Mereka yang heboh tidak pernah jalan-jalan ke daerah yang warganya memeluk agama yang berbeda. Di daerah yang penduduknya ada Kristen, Hindu, Budha dan Islam, anjing biasa masuk ke masjid. Dan tetap rukun. Tinggal dibersihkan saja dengan debu, beres sudah. Tidak perlu ganti karpet atau merobohkan masjidnya hanya karena diinjak-injak anjing. Apa mereka tidak paham fiqih thaharoh?
Justru ketika masjid dimasuki anjing, yang jelas najisnya itu, ada kesempatan bagi kiai atau santri yang menjadi nadzir (pengelola) masjid untuk mempraktikan amal ibadah thaharoh; menyucikan najiz mughalladzah (najis berat).
"Eee, ada asu masuk masjid, alhamdulillah, ada kesempatan menyucikan masjid," terang Gus Muwafiq.
Jadi tidak perlu menendang-nendang anjing serta orang yang membawanya ke masjid. Instrospeksilah, mengapa ada anjing mau masuk ke masjid, padahal anjing adalah binatang yang paling sensitif dengan alam. Bahkan, ketika ada adzan berkumandang, banyak kita saksikan anjing berhenti menggonggong. Mereka ini kenal nama Allah Swt. ketika didzikirkan di masjid.
Agak bercanda, Gus Muwafiq menyebut penyebab anjing masuk masjid karena tempat biasa dia bermain sudah diambil-alih oleh manusia.
"Asu kan biasa main di lapangan. Lah kalau lapangannya sudah dibuat aktivitas ibadah dan dolanan oleh manusia, seperti dibuat shalat Jumat (atau demo-demo, main skateboard, car free day, dst.), ya akhirnya asu-nya mutung (ngambek). Gantian dia lah yang akhirnya mengambil alih masjid untuk bermain". Hahahaha.
Baca: Bisu Empat Tahun Gara-gara Melihat Kiai Afif Zubaidi Terbang di Atas Panci
Terlalu berlebihan menanggapi anjing yang sedari awal diciptakan Allah Swt. najis, Syaikh Abu Yazid Al-Bustomi sempat mengangkat jubah kebesarannya karena takut terkena najis. Si anjing itu tiba-tiba bisa berbicara,
"Tubuhku kering dan aku tidak melakukan kesalahan apa-apa. Seandainya tubuhku basah, engkau cukup menyucinya dengan air yang bercampur tanah tujuh kali, maka selesailah persoalan di antara kita. Tetapi apabila engkau menyingsingkan jubah sebagai seorang Parsi (kesombonganmu), dirimu tidak akan menjadi bersih walau engkau membasuhnya dengan tujuh samudera sekalipun!". (Selengkapnya, baca kisah Abu Yazid dan Anjing Hitam, DISINI).
Gara-gara sikap jijik berlebihan dengan anjing, Abu Yazid merasa bersalah hingga tidak bisa tidur selama tiga bulan.
Jadi, menyoal anjing masuk masjid secara berlebihan itu kurang dolan adoh (main jauh) dan norak (Jawa: njelehi). Biasa saja. Itu kesempatan kita untuk berpikir atas makluk yang diciptakan Allah Swt. dan atas kekuasaan Allah Swt. [badriologi.com]