Oleh M Abdullah Badri
SAAT menunggu kedatangan Prof. Dr. KH. Saiq Aqiel Siraj dalam kunjungan Silaturrahim Halal Bihalal Napatlitas Pesantren Leluhur beliau di Damaran 78 Kudus, Gus Baha' duduk bersama para dzurriyah Mbah Asnawi sepuh di ruang dalam ponpes, Ahad malam (7 Juli 2019).
Baca: Kiai Said: Kita Syukuri, Saya dan Gus Baha' Keturunan Mbah Asnawi dan Mbah Mutamakkin
Dalam percakapan tersebut, Gus Baha' gayeng menceritakan kisah pertemuannya dengan KH. Turaichan Adjhuri bin Syarofuddin suatu kali. Ia sengaja bertamu kepada Mbah Tur meski Mbah Tur sendiri belum mengenalnya.
Gus Baha' tidak menyebutkan masalah apa yang diperdebatkan dalam kunjungan silaturahim ke Mbah Tur tersebut. Yang pasti, Gus Baha' hanya berkisah kalau ia sempat berdebat atas perbedaan pandangan dan pendapat dengan Mbah Tur, yang populer sebagai ahli Ilmu Falak.
Heran dengan tamu yang dihadapi, Mbah Tur bertanya, "kamu siapa dan dari mana asalmu?"
Gus Baha' hanya menjawab, "saya cucu Mbah Hafshoh".
"Oh, pantesan kamu pinter, wong kamu cucuku," jawab Mbah Tur.
Seisi ruangan yang mendengar, termasuk semua cucu-cucu Mbah Tur di sana, spontan tertawa bersama. Mbah Tur dilawan. Hahaha.
Secara nasab, Gus Baha' memang masih cucu Mbah Tur dari silsilah Mbah Asnawi sepuh. Urutannya begini (untuk Mbah Turaichan):
1. KH. Turaichan, bin
2. Nyai Sukainah (istri Mbah Adjhuri), binti
3. Nyai Aminah (istri Mbah Syarofuddin, guru Mbah Makshum Lasem), binti
4. KH. Asnawi Sepuh, bin
5. Nyai Jiroh, binti
6. Mbah Godek, binti
7. Mbah Mutamakkin (Kajen).
Sedangkan Gus Baha, urutannya begini:
1. KH. Ahmad Baha'uddin, bin
2. Nyai Zuhanidz, binti
3. Nyai Fathimah, binti
4. Nyai Shofiyah, binti
5. Nyai Hafshoh, binti
6. KH. Ma'shum, bin
7. KH. Ahmad Sholeh (adik Mbah Nyai Aminah, nenek Mbah Turaichan), bin
8. KH. Asnawi Sepuh, bin
9. Nyai Jiroh, binti
10. Mbah Godek, binti
11. Mbah Mutamakkin (Kajen).
Canggah Gus Baha' (Nyai Hafshoh, Sedan) bertemu di Mbah Turaichan sebagai Nak Ndulur satu buyut, yakni Mbah Asnawi sepuh. Dengan demikian, Gus Baha' memanggil Mbah Turaichan dengan sebutan Mbah Canggah.
Baca: Rutinan Ngaji Gus Baha' dan Sejarah Pengasuh Pesantren Mazro'atul Ulum Damaran 78 Kudus
Cucu Mbah Tur sekarang posisinya adalah Pak Dhe dan atau Bu Dhe-nya Gus Baha', karena putra-putra-putri Mbah Tur tiba di urutan sebagai Mbah-nya Gus Baha' yang lebih tua (dari Mbah Nyai Aminah yang merupakan putri tertua Mbah Asnawi sepuh).
Wajar Gus Baha' sangat hormat kepada cucu-cucu Mbah Turaichan, karena urutan keluarga Mbah Tur yang statusnya lebih tua secara nasab. Saat Kiai Said napaktilas, cucu-cucu Mbah Tur ada di barisan depan dzurriyah, bersama dzurriyah Mbah Raden Asnawi Bendan, tentunya. [badriologi.com]