Gus Muwafiq bersama tamu yang datang ke ndalem beliau di Jogja, 5 Juli 2019. Foto: dokumentasi penulis. |
Oleh M Abdullah Badri
DI lapangan Sepakbola, kala banyak penonton asyik menyaksikan pertandingan bola antar grup kampung di Yogyakarta, tiba-tiba saja ada seorang jamaah penonton oleng karena kesurupan. Tidak diketahui sebab dan asal-muasalnya.
Gus Muwafiq yang ketika itu ada di lapangan didatangi salah seorang temannya untuk dimintai pertolongan. Sahabat Gus Muwafiq tersebut akhirnya hanya "dipinjami tangan sakti". Gus Muwafiq menyalami sang sahabat dan langsung memerintahkan agar mengusap kepala korban kesurupan tersebut.
Baca: Rutinan Ngaji Gus Baha' dan Sejarah Pengasuh Pesantren Mazro'atul Ulum Damaran 78 Kudus
Sayang, bukannya langsung mengusap, dianya malah atraksi dulu bak pendekar silat yang pakai muqaddimah ala orang akan pencak. Kembangan pencak pakai tangan dan kaki, persis seperti Jet Lee menghadapi musunya, dia lengkapi dengan teriakan khas silat, "ciaaaat....!!!".
Masih belum cukup di situ, ia masih melakukan atraksi pura-pura menantang sang jin yang masuk ke korban kesurupan tersebut.
"Kamu kaluar atau tidak, atau saya bakar?" Katanya.
Aksinya berlangsung lama di lapangan sepak bola. Padahal hanya berakhir dengan mengusap tangan dari pinjaman "tangan saksi" Gus Muwafiq. Hahaha.
Nan jauh di sana, Gus Muwafiq hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat ulah sahabatnya itu. "Disuruh ngusap kepala saja pakai acara iklan ngadek," kata Gus Muwafiq. Kejadian di lapangan itu berlangsung ramai di pagi hari.
Korban kesurupan itu pun terbukti sembuh. Sang sahabat akhirnya terkenal sebagai dukun anti kejang-kejang demam akibat kesurupan. Sejak itulah ia mulai kebanjiran pasien dari ragam derita penyakit dan kegundahan jiwa dari banyak orang.
Malam hari di hari yang sama pasca kejadian di lapangan sepakbola itu, sahabat Gus Muwafiq mengetuk pintu, mendatangi Gus Muwafiq. Di melapor sedang kabanjiran pasien di rumahnya. Terang saja hanya direspon senyum dan canda oleh Gus Muwaiq.
Baca: Mengapa Lirik Lagu Syubbanul Wathon Diterjemahkan “Afganistan Bilady”?
"Salahmu dewe, kuminta kamu usap tangan saja sok-sokan pakai kembangan pencak segala. Itu sama saja kamu iklan ngadek (promosi terbuka)," kata Gus Muwafiq ke dia.
Meski disemprot Gus Muwafiq, ia tetap diberi amalan-amalan yang bisa dipakai untuk kesembuhan pasiennya. Saking banyaknya, ia tidak kuat menerima pasien lagi, yang macam-macam saja jenis keluhannya.
"Aku tidak kuat hidup dalam kepalsuan begini, Fiq," kata sahabatnya itu.
Ia sebetulnya hanya dipinjami "kesaktian tangan" Gus Muwafiq karena jelas tidak memiliki kemampuan mengatasi kesurupan.
Lelah didatangi pasien, kini sang sahabat merantau ke luar Jawa. Dia mau hidup jujur dan tidak mau hidup dalam kepalsuan terus-terusan. Alamaaak! [badriologi.com]
Keterangan:
Esai ini ditulis dari keterangan Gus Muwafiq langsung sebagai cerita kepada tamu-tamu yang datang, di Jogja, Jumat (5 Juli 2019).