Hadits yang membicarakan cara terbauik membahagiakan anak ini ada dalam Kitab Ushfuriyah. |
Oleh M Abdullah Badri
SAYYIDINA Ali kw. bercerita, suatu kali seorang laki-laki mendatangai Nabi Muhammad Saw. "Ya Rasulallah, aku telah bermaksiat, sucikanlah aku ya Rasul?" Katanya.
"Apa maksiat kamu?"
"Aku malu mengatakannya ya Rasul"
"Mengapa kau malu menceritakannya kepadaku tapi kau tidak malu kepada Allah Ta'ala padahal Dia Maha Melihatmu. Sudah, kamu pergi saja daripada turun neraka (mungkin sikap marah) kami".
Laki-laki itu pergi dengan keputusasaan sambil menangis, menjauh dari Rasulullah Saw. Turunlah Malaikat Jibril as. kemudian, dan berkata, "Ya Muhammad, mengapa kamu membuat dia putus asa padahal ada kifarat atas dosa-dosanya," tanya Jibril as.
Baca: Sayyidina Ali Diprotes Orang-orang Khawarij (Ngaji Ushfuriyah Bagian 7)
"Apa tebusannya?"
"Seorang anak kecil (bocah). Kala dia masuk ke rumahnya, lalu dia mau memberi anak itu makanan atau membuat si anak bahagia, maka kebahagiaan yang telah diberikan kepada anak tersebut adalah tebusan dosa laki-laki itu".
Dari sini dapat diketahui bahwa kebahagiaan anak-anak kalian, kita semua, merupakan bagian dari tebusan dosa dan penyelamat dari api neraka. Sebagaimana Allah Swt. berfirman,
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At-Thaghabun: 15). [badriologi.com]
Keterangan:
Esai ini adalah dokumentasi Ngaji malam Kamisan (Wage), 21 Dzulhijjah 1440 H. Diterjemahkan dari Kitab Ushfuriyah pada 21 Agustus 2019 - Pukul 18:12 WIB. sebelum ngaji.