Ilustrasi keramat Mbah Khalil Bangkalan menghentikan hujan selama 7 hari berturut-turut. |
Oleh M Abdullah Badri
SEORANG bupati di tanah Madura suatu kali akan menggelar hajatan pernikahan anaknya. Karena dia tidak mempercayai KH. Khalil Bangkalan sebagai seorang alim yang keramat, ia sengaja datang menantang guru KH. Hasyim Asy'ari tersebut untuk membuktikannya.
"Kiai, saya akan menggelar hajatan pernikahan anak saya selama tujuh hari," demikian kata sang bupati. Ia kemudian meminta Mbah Khalil agar menjadi pawang hujan untuk acara tersebut.
Terpaksa Mbah Khalil menyanggupi sang bupati karena permintaan itu bukanlah permohonan meminta tolong melainkan sebuah tantangan.
"Baik," kata Mbah Khalil. Hari pelaksanaan dan lokasinya pun sudah ditentukan oleh sang bupati.
"Tapi saya maunya nanti hanya rumah saya yang tidak ada turun hujan. Lainnya harus turun hujan. Bagaimana kiai?"
"Baik. Siap saya bantu," jawab Mbah Khalil.
Sebelum hari H pesta pernikahan, Mbah Khalil mendatangi rumah tersebut. Di atas pintu masuk rumah, Mbah Kalil menaruh sebuah kertas terlipat yang kemudian dipaku sehingga tak bisa diambil.
Suasana ngopi ngaji Morongpuluhan GP. Ansor Ranting Ansor Desa Ngabul, 20 September 2019. |
Benar saja, selama tujuh hari penuh, rumah sang bupati seperti dilindungi sebuah payung besar. Hujan hanya mengelilingi rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Hal ini terjadi selama 7 hari penuh. Terang saja sang bupati merasa aneh.
Iseng, bupati mengambil lipatan kertas yang dipasang Mbah Khalil 7 hari sebelumnya. Apa gerangan yang ada dalam tulisan itu. Gumam sang bupati.
Begitu dibuka, bukannya rajah atau ayat Al-Qur'an yang ditulis. Mbah Khalil hanya menulis begini: "Bupati Palak'e Rajeh". [badriologi.com]
Keterangan:
Kisah ini penulis sampaikan dalam Ngaji Morongpuluhan GP. Ansor Ranting Desa Ngabul dengan tema Maulid Nabi dan Tasyabbuh bil Kuffar, di rumah Sahabat M Rifa'i (Kalitekuk Rt. 03, Rw. 01), malam Jumat pon, 20 September 2019.