Agar bertemu Rasululllah Saw. dalam mimpi. |
Oleh M Abdullah Badri
BERTEMU Rasulullah Saw. dalam mimpi bukan perkara mustahil. Bahkan, bertemu Rasululullah Saw. dalam keadaan terjaga juga banyak yang menjadi saksi dan memang muncul dari kekhususan tertentu yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya.
Adik ke-8 saya bernama Abdul Malik misalnya. Ia bertemu sekitar sebulan lalu saat tidur di pondoknya, Al-Anwar Sarang, Rembang. Saat menulis ini, Malik masih duduk di kelas XI Madrasah Aliyah (MA).
Adik ke-10 bernama Abdul Aziz juga bertemu Rasulullah Saw. saat dia masih duduk di kelas empat Madrasah Ibtida'iyyah (MI) Zumrotul Wildan.
Pada Senin (23/12/2019), Malik bercerita dia di pondok sering membaca sholawat minimal 100 kali sehari. Ia merutinkan shalawat sejak di pondok. Tanpa ijazah dan tanpa diperintah oleh kiai dan pengajarnya, ustadz-nya.
Bahkan, kalau boleh dikata, Malik melakukan hal itu dalam kondisi "daripada nganggur", atau, setengah terpaksa oleh keadaan. Buktinya, dia selalu merutinkan membaca shalawat saat menjelang tidurnya saja.
Usai ngaji dan belajar sekitar jam 9 malam, kok tidak bisa tidur, dia nge-gass membaca shalawat sampai tidur pulas. Dan hal itu Malik lakukan setiap hari, bertahun-tahun, sejak mondok di Sarang tahun 2014 silam.
Ia mengaku bertemu Rasulullah Saw. karena yang datang kepadanya di mimpi-lah yang berkata seperti itu. "Aku Rasulullah," kata sosok berjubah putih dan wajahnya tampak bersinar terang sehingga tidak bisa dilihat dengan mata kepala di mimpi.
Bagi yang sulit tidur dan mengalihkannya ke searching video Youtube, ya sulit bertemu Rasulullah Saw., dalam mimpinya. Di pondok, Malik mendapatkan momentum bisa berfokus merutinkan shalawat minimal 100 kali.
Beda dengan Aziz. Dia anaknya polos. Masih yatim juga. Ia menceritakan mimpinya ke Ibu karena habis tidur ia merasa ditemui Kanjeng Nabi Muhammad Saw. dalam mimpi. Sosoknya memakai jubah hijau, tidak jubah putih seperti dalam mimpinya si Malik.
Aziz bermimpi ketemu Rasulullah Saw. bukan karena memiliki rutinan membaca shalawat, tapi karena rindu berat. Kok bisa? Bisa. Dia bercerita, rindunya kepada Nabi Muhammad Saw. karena di sekolah dia mendapatkan kisah-kisah teladan Nabi Muhammad Saw. dari gurunya, Pak Jamal.
Sejak mendengar cerita dari guru di sekolah, Aziz memendam hati ingin bertemu Rasulullah Saw. Ingin diakui sebagai umatnya saja, kata dia. Sejak dia cerita bertemu Rasulullah Saw., saya langsung mencium tangan dia.
Tahukah Anda, orang yang bertemu Rasulullah Saw. dalam mimpi jaminannya surga. Di keluarga saya, orang tua, mbah dan saudara-saudara saya pernah bertemu dengan Rasulullah Saw. dalam mimpi. Bahkan Bapak justru mimpinya saat sakit terakhirnya. Diperintah Rasulullah Saw. mengambil blendung (makanan jagung diurapi kelapa).
Betapa beruntungnya mereka yang bertemu Rasulullah Saw. Ada yang dengan rutinan membaca shalawat, adapula yang lewat rindu yang mendalam bertemu beliau. Giliran saya insyaAllah. Berharap bertemu dan mencium tangan beliau, yang membekas harum wanginya di dunia nyata, seperti ceritanya almarhum nenek. [badriologi.com]