Teks asli dari Kitab At-Tanwir fi Isqothit - Kata Pengantar Penahqiq. |
Oleh M Abdullah Badri
SALAH satu keramat Syaikh Ibnu Atha'illah adalah kisah yang tercantum dalam berikut ini (dalam Kitab At-Tanwir Li Isqotthit Tadbir, hlm: 9):
Keramat pertama:
Kiai Kamal bin Himam, suatu kali ziarah ke makam Syaih Atho'illah. Ia membaca surat-surat Al-Qur'an sebagaimana dilakukan oleh banyak ulama' salaf hingga sekarang.
Sesampainya ia membaca kalimat فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ dalam surat Hud ayat 105 (bunyi selengkapnya ada di bawah cerita ini), tiba-tiba Syaikh Atho'illah menjawab dengan suara lantang, dari kuburan.
"Hai Kamal, tiada dari kita yang celaka (semuanya sa'id - beruntung, pen)," katanya dari dalam kubur.
Bunyi Surat Hud ayat 105-106 saya sertakan beserta artinya di bawah ini:
يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ - فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ
Artinya:
"Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)". (QS. Hud: 105 - 106).
Gara-gara kejadian ini, Kiai Kamal berwasiat agar dimakamkan di lokasi tersebut.
Syaikh Ibnu Atha'illah wafat pada tahun 709 H. Menurut Imam Sya'roni dalam Kitab "Thobaqoh Al-Kubro", beliau wafat tahun 707 H.
Keramat kedua:
Salah satu muridnya - saat Syaikh Ibnu Atha'illah masih hidup - sedang sibuk berhaji. Betapa kaget, ia melihat gurunya tersebut di Makkah. Terlihat jelas olehnya, Syaikh Ibnu Atha'illah melakuakn tawaf, duduk di belakang maqom Ibrahim, lari Sa'i serta ikut wukuf di Arafah.
Saat pulang, ia bertanya-tanya ke banyak orang, apakah saat dia haji, Syaikh Ibnu Atha'illah juga pergi keluar kota? Banyak orang menjawab: Tidak.
Penasaran, sang murid sowan ke gurunya tersebut. "Saya melihat jenengan ya sayyidi," kata murid, yang lalu dibalas oleh Syaikh Ibnu Atha'illah dengan senyuman saja, seperti kiai-kiai keramat di Jawa.
"Rojul Kabir itu hatinya memenuhi jagad raya. Misal wali Qutub berdo'a dari dalam sebuah batu, Allah akan menjawab," demikian pesan singkat Syaikh Ibnu Atha'illah kepada muridnya itu. [badriologi.com]