Salah satu doa meminta husnul khatimah kepada Allah. Foto: istimewa. |
Oleh M. Abdullah Badri
ADA sahabat Banser yang bertanya mengenai pandangan seorang ustadz, dimana dalam ceramahnya dia seolah mengkritik fenomana orang-orang yang mendoakan husnul khatimah kepada orang yang sudah meninggal.
Orang yang sudah wafat tidak perlu didoakan husnul khotimah, dengan alasan: akhir hidupnya sudah ada, atau sudah pasti. Yang perlu didoakan adalah yang masih hidup. Yang mati yo ben.
Apa yang dinyatakan ustadz tidak salah. Takziyah kepada orang yang wafat adalah dengan cara mendoakan supaya almarhum/almarhumah mendapatkan ampunan dari Allah, serta keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran.
Baca: 10 Penyebab Doa Tidak Dikabulkan oleh Allah - Menurut Ibrahim bin Adham
Pertanyaannya, apakah salah mengucapkan belasungkawa dengan kalimat seperti; "semoga husnul khatimah"?
Pertanyaan itulah yang digelisahkan oleh sahabat Banser di atas. Ia gelisah karena hal ini sudah menjadi adat dan kebiasaan masyarakat ketika mereka mendengar kabar orang wafat, yang di musim Covid ini seolah jadi trend saja.
Bagi saya, takziyah dengan doa tidak bisa dibakukan dalam redaksi yang tidak bisa ditawar. Inti dari takziyah adalah menghibur keluarga mayit supaya sabar, dan mayit mendapatkan maghfirah dari Allah. Selama masih bertujuan baik seperti ini, takziyah dalam bentuk apapun tidak dilarang.
Baca: Siti Jenar Pembuat Urutan Tahlilan?
Mendoakan si mayit husnul khatimah adalah bagian dari takziyah yang menghibur keluarga mayit. Melarang ucapan belasungkawa "husnul khatimah" sama saja menutup ruang takziyah dari orang lain. Dan hal itu sangat naif.
Bukankah doa tersebut sangat diharapkan keluarga? Walaupun si mayit tergolong fasiq, misalnya. Sejahat-jahatnya riwayat hidup seseorang, ia pasti ingin akhir hidup yang baik. Husnul khatimah sangat diharapkan oleh seorang muslim.
Meski mendoakan husnul khatimah bisa diucapkan untuk mereka yang sedang sakit sekarat atau akan meninggal, tapi tidak ada larangan mendoakan baik kepada mereka yang sudah tak bernyawa. Daripada mendoakan jelek (su'ul khatimah), lebih baik mendoakan si mayit husnul khatimah.
Saran saya, janganlah hanya berdoa saja. Kirimkanlah bacaan Surat Al-Fatihah sekalian, dilanjut Qulhu 11 kali, mu'awidzatain dan Al-Hakumut Takatsur. Bila dia sedang disiksa karena dosanya, insyaAllah padang jingglang lah alam barzakh-nya. Begitu. [badriologi.com]