Ngaji Kitab Khulashoh Tarikh Tasyri' khataman. Foto: badriologi.com. |
Oleh M. Abdullah Badri
SETAHUN terakhir, wajah-wajah yang ada dalam penampakan foto di bawah ini sudi meluangkan waktu untuk ngaji tiap malam Ahad, atas nama Komunitas "Marka Bangsa".
Alhamdulillah, tadi malam (Sabtu, 03/04/2021) mereka sampai di titik khataman Kitab Khulashoh Tarikh Tasyri' (PDF). Saking senengnya jadi santrinya Kiai Abdul Wahab Kholaf (penulis kitab), mereka mengadakan selamatan dekem ayam dan lainnya, di rumah, Ngabul.
Baca: Doa Husnul Khatimah yang Digugat
Bila tidak dikontrol oleh tuan ketua panitia ngaji, dekem yang melayang bisa melebihi jumlah peserta khataman ngaji, yang rutin dibaca selama 2-3 jam itu. (Mulai 21.30-00.30 WIB).
Tanpa komando, ugo rampe bancaan dibawa suka rela oleh mereka sendiri, dari rumah masing-masing yang jaraknya ada yang mencapai 20an km lebih. Saya sendiri tidak tahu, dari siapa saja makanan dan minuman sebanyak itu ditumpuk, dan untuk siapa harus dibagikan.
Syukuran khataman ngaji Kitab Tarikh Tasyri'. Foto: badriologi.com. |
Intinya, karena ikut berbahagia khatam ngaji -walau dhang-thek (tidak istiqamah),- tak ada yang mau ketinggalan ikut syukuran. Baca: Jama'ah Tabligh yang Belum Baligh
Kini, setelah karya Kiai Wahab Kholaf dibaca, pekan depan mereka tetap ngaji di rumah, namun berganti kitab, yakni: Maulid Al-Barzanji (PDF), karya Syaikh Ja'far Al-Barzanji, yang sungguh populer itu.
Mereka siap ngasahi kitab dengan metode utawi iki iku sambil bebas bertanya, ngobrol, hingga jelang Subuh. Ada yang ngasahi kitabnya dari bawah ke atas (latin gedrik), dan full mampu dia baca ulang. Haha. (sing penting wani).
"Ini bukan majelis ngaji rungon, ndoro. Tapi majelis ilmu, yang harus membawa kitab, dan nglesot gelem maknani," kata saya kepadanya, suatu kali. [badriologi.com]