Belajar dari filosofi Perkutut. Foto: badriologi.com. |
Oleh M. Abdullah Badri
SELAIN suara anggungan dan keturanggannya, Perkutut adalah jenis burung yang memiliki keistimewaan filosofis yang perlu diketahui para pecintanya. Perkutut adalah jenis burung yang tidak suka bertarung kicau sebagaimana janis burung gacor lain.
Di arena gantangan Perkutut misalnya, para pemilik biasanya tidak tegang seperti saat gantangan burung kicau laiknya Kenari atau Murai Batu. Mengapa? Karena Perkutut memiliki karakter mengajak rukun dan saling beradu indah di tubuh dan katuranggan masing-masing.
Karena itulah, peserta gantangan suara Perkutut biasanya saling berbagi informasi dan kopi di arena. Mereka terkesan santai dan tidak saling bertengkar adu jago masing-masing perkutut miliknya.
Baca: Makna Katuranggan Burung Perkutut
Perkutut itu memiliki karakter khas, dimana bila ada Perkutut yang bersanding dengan Perkutut lain yang memiliki karakter yang lebih kuat, -misalnya Daringan Kebak bersanding dengan Perkutut Lurah-, maka yang Daringan Kebak tidak berani bersuara lantang. Dia kalah wibawa dengan Perkutut Lurah.
Karakter perkutut seolah mengajarkan kepada kita agar selalu menghormati yang lain dan tidak mudah bertengkar serta patuh hormat kepada mereka yang lebih bijaksana.
Baca: Ciri Perkutut Songgo Ratu, Konde dan Kolocokro
Selain itu, bangkai Perkutut yang mati ternyata tidak mengeluarkan bau anyir. Ini mengajarkan kepada kita bahwa jiwa yang murni dan patuh serhat saling menghormati, tidak akan merugikan orang lain.
Bukan hanya bangkai, kotoran perkutut juga tidak terlalu berbau meskipun menumpuk berhari-hari di sangkarnya. Beda dengan binatang lain, atau bahkan manusia sekalipun. Baca: Keistimewaan Burung Perkutut yang Kuat Prinsipnya. [badriologi.com]