Ahnafuddin, Calon Ketua Ansor Jepara 2021-2025. Foto: badriologi.com. |
Oleh M. Abdullah Badri
BAGI saya, bukan popularitas lah yang membuat orang berhasil di organisasi. Tapi pelaksanaan visi dan misi yang disusun sejak awal dan terkoordinasi secara periodik serta terukur.
Visi misi Ketua Ansor Jepara yang akan datang harus real tertulis di atas kertas dan terkronologi rencana strategisnya sesuai tuntutan zaman dan kebutuhan kader. Maksud saya, bukan asal membuat, asal jadi dan asal ada visi-misi saja.
Baca: Agar Ansor Jepara Bisa Kondang di Banyak Kandang
Untuk menuju Ansor 1 Kabupaten Jepara, setidaknya, dia harus memiliki dagangan mahal sebagaimana saya uraikan di bawah ini:
Dagangan pertama: visi-misi. Jualan paling mahal adalah harapan. Tempatnya ya ada di visi dan misi itu. Bukan yang lain. Harapan tidak bertempat di jabatan, popularitas, apalagi uang. Pendanaan bisa dicari bila harapan masih kenceng terkendali.
Dagangan kedua: track record. Pepatah menyatakan, kamu adalah perbuatan berulang-ulang di masa lalu, alias kamu adalah wadhifah syakhsyiyyah (personal culture) mu sendiri. Mereka yang tidak memiliki masa lalu justru terbuka lebar untuk menjadi anak masa depan yang berpeluang besar membentuk sejarah positif dirinya kelak, dan orang lain. Dengan catatan, dia bervisi.
Dagangan ketiga: bersih dari nafsu. Siapa yang mencalonkan dia, siapa yang men-dawuhi dia maju, itulah yang akan menjadi pengawal setianya. Sehingga, bila ada ambisi-ambisi pribadi darinya yang barangkali menyeruak di kemudian hari, ada yang mengingatkan. Gurunya adalah walinya Allah beserta hati kecilnya.
Baca: Calon Ketua Ansor Ideal di Jepara Menurut Saya
Maju menjadi ketua yang atas ambisi pribadi semata, atau dimanfaatkan oleh sahabat-sahabatnya yang berkepentingan tanpa menyusunkan dan tanpa mengawal visi-misi sama sekali, tidak termasuk kategori mujbir alal mahjur/مجبر على المحجور yang baik. Bahkan saya kategorikan sebagai مجبر على المهجور -pakai "Ha", yang artinya: memaksa atas dia yang ditinggalkan.
Dagangan keempat: nyah nyoh wani torog. Bahasa sederhananya, ia mudah mengulurkan tangan tanpa banyak pertimbangan kepada mereka yang tulus berkhidmah di GP. Ansor seluruh Jepara. Selain itu, dia mau bersedia di depan untuk menjaga ukhuwah, marwah dan martabat organisasi bila ada yang me-ridu. Dia wani adu arep, tapi ojo kerep-kerep! Hahaha.
Wani torog bukan berarti mengeluarkan dana pribadi saja, tapi memberdayakan kader di bawah supaya bisa "mencari ikan dengan kail" yang diberi olehnya, dari hasil kinerja sistem jamiyyahnya kelak. InsyaAllah.
Meskipun baik, mendidik jama'ah di jam'iyyah besar seperti Ansor NU dengan sedekah saku pribadi, bagi saya, kurang bijak sebagai pemimpin. Bagi saya, itu melemahkan ghirrah berdikari sekaligus meningkatkan ghirrah luru-luru sambil lari-lari. Guyon iki. Haha.
Setidaknya, saya melihat empat dagangan di atas ada di Calon Ketua GP. Ansor Jepara: Muhammad Ahnafuddin, S.Fil.I. Bila saya salah menilai dia, mohon maaf lahir batin yah! Mumpung lebaran. Hehe. [badriologi.com]