Pimpinan sidang dalam Konfercab GP. Ansor Jepara di Gedung MWC NU Tahunan, Jumat malam, 25 September 2021. Foto: dokumen pribadi. |
Oleh M. Abdullah Badri
๐ท๐๐๐๐๐๐๐ terjadi dalam proses pemilihan ketua GP. Ansor Jepara yang digelar di Gedung MWC NU Tahunan, Jepara, pada Jumat malam, 24 September 2021, kemarin. Pasalnya, kesepakatan mufakat yang sudah terjadi antar tiga calon, tiba-tiba berubah.
Berikut ini adalah hasil perolehan rekomendasi tertulis dan sah antar calon yang bertarung dalam Konfercab tersebut:
๐. ๐๐ข๐ง๐ฎ๐ฅ ๐๐๐ก๐๐ฎ๐๐ณ = ๐๐
๐. ๐๐๐๐ข๐ช ๐๐๐๐ข๐ฒ๐ฎ๐๐ข๐ง = ๐๐
๐. ๐๐๐ข๐๐ฎ๐ฅ ๐๐ก๐๐ฅ๐ข๐ฆ = ๐๐
Pemenangnya adalah Ainul Mahfudz. Bila di partai atau ormas lain, Ainul Mahfudz harusnya bisa langsung ditahbiskan sebagai ketua. Fitrah politik praktisnya begitu. Tapi, karena ini di GP. Ansor, semua calon "diinstruksikan" pimpinan tertinggi supaya legowo dan saling menerima hasilnya, dengan tetap menghormati pemilik rekom terbanyak.
Baca: Konfercab Ansor Jepara dan Blumbang Amoh NU
Artinya, meskipun menang, untuk menjadi ketua sah, Ainul Mahfudz harus menerima ungkapan "lapang dada" terlebih dulu dari kedua rivalnya, di hadapan pendukung masing-masing. Gus Luthfi Thomafi, -๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ธ๐ข๐ฌ๐ช๐ญ๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ฎ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ด๐ข๐ต (๐๐) ๐๐. ๐๐ฏ๐ด๐ฐ๐ณ-, segera mengajak mereka duduk bersama mencapai kesepakatan, agar saling menerima.
Setelah lama ditunggu, tercapailah kesepakatan. Yakni, Ainul Mahfudz tetap ketua terpilih. Gus Sabiq sekretaris dan Saiful Khalim rencananya diposisikan sebagai wakil ketua. Forum terbatas dalam ruang tertutup itu diakhiri dengan bacaan Surat ๐๐ญ-๐๐ข๐ต๐ช๐ฉ๐ข๐ฉ bersama. ๐๐ญ๐ฆ๐ข๐ณ.
Gus Luthfi Thomafi dan perwakilan dari PW. GP. Ansor Jawa Tengah pun bergegas menuju ruang sidang untuk mengumumkan hasil mufakat itu kepada seluruh peserta yang sudah lama menunggu, baik dari ranting, PAC maupun ๐ณ๐ฐ๐ฎ๐ญ๐ช (rombongan liar), seperti saya. Haha.
Semua calon dipanggil ke depan oleh pimpinan sidang. Ainul hadir duluan. Kedua calon lainnya belum hadir. Beberapa kali mereka dipanggil. Sambil menunggu keduanya, Gus Luthfi Thomafi memberikan ceramah singkat berkaitan awal mula dirinya diajak berjuang bersama Ansor saat masih di Mesir dan berlanjut menjelaskan motif terbentuknya MDS Rijalul Ansor.
"Atas nama PP, kami mengusulkan sahabat Ainul Mahfudz jadi ketua. Apakah sahabat semuanya ๐ณ๐ช๐ฅ๐ญ๐ข dan ๐ช๐ฌ๐ฉ๐ญ๐ข๐ด๐ฉ kami menunjuk Sahabat Ainul Mahfudz sebagai ketua GP. Ansor Jepara?" Demikian permintaan mufakat Gus Luthfi Thomafi usai ceramah.
Pertanyaan itu dijawab "rela" dan tepuk tangan hangat para peserta sidang yang hadir. Tak berapa lama setelah itu, -๐ฌ๐ฆ๐ต๐ช๐ฌ๐ข ๐๐ถ๐ด ๐๐ข๐ฃ๐ช๐ฒ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ช๐ง๐ถ๐ญ ๐๐ฉ๐ข๐ญ๐ช๐ฎ ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ช๐ณ- muncul interupsi dadakan dari salah satu kader Ansor perwakilan Kecamatan Welahan, Jepara.
Baca: Syaikh Imran Hosein dan Akhir Zaman di Indonesia
"Tidak seluruh kader di Jepara sepakat mengusung Mas Ainul. Hanya ada 6 PAC yang mengusungnya. Lagipula, calon yang diusung tidak sepakat," kata dia. Suasana yang awalnya bergemuruh hangat pun tiba-tiba menegang. Para calon yang diusung saja belum resmi mengumumkan isi kesepakatan, tapi salah satu pendukungnya sudah ada yang mengeluarkan opini duluan.
Ketegangan makin menyeruak ketika dia mengusulkan ๐ท๐ฐ๐ต๐ช๐ฏ๐จ, dan bukan mufakat antar para calon. "Secara lisan, tadi (para calon) sudah ๐ฌ๐ฆ๐ง๐ถ๐ต๐ถ๐ฉ semua menerima konsep kami," jawab Gus Luthfi Thomafi.
Interuptor masih kekeh mengusulkan pilihan ๐ท๐ฐ๐ต๐ช๐ฏ๐จ sesuai PO (Peraturan Organisasi), atas nama statusnya sebagai peserta sidang yang sah teregister, "jangan bicara status, kita di sini bicara adab," timpal pimpinan sidang dari salah satu perwakilan PW. Ansor Jawa Tengah.
"Apakah masih percaya pada pimpinan?" Lanjutnya.
"Percaya...!" Seru mereka.
Jika Ansor tidak bersatu dan tidak menghormati mufakat yang diambil antar masing-masing calon, bagaimana bisa kader Ansor memperjuangkan dan mempertahankan ideologi aswaja dan keutuhan NKRI? Itulah kalimat yang diungkapkan oleh pimpinan sidang, yang nampaknya bisa meredakan ketegangan sang interuptor. Ia kembali duduk. Suasana pun makin mencair setelah lantunan shalawat ๐๐ด๐บ๐จ๐ฉ๐ช๐ญ digemakan bersama seluruh kader Ansor yang ada di ruangan.
Tak berapa lama, Gus Sabiq yang dikawal Banser terlihat melangkah menuju ruangan sidang, disusul Saiful Khalim. Mereka berdua langsung duduk di depan. Gus Luthfi Thomafi kemudian menyilakan masing-masing calon berbicara kepada peserta sidang tentang isi mufakat yang sudah diputuskan dengan ๐๐ญ-๐๐ข๐ต๐ช๐ฉ๐ข๐ฉ, sesaat lalu itu.
"Tadi sudah ada kesepakatan antara kami dengan Gus Luthfi Thomafi," aku Ainul datar. Gus Sabiq kemudian giliran bicara. "Keputusan ini tidak bisa diterima dan saya ingin melanjutkan proses," kata dia. Nampak tercekat, Gus Luthfi Thomafi menoleh ke arah Gus Sabiq. Brrr...
Baca: Risalah Konfercabiyah Al-Adabiyah
"Saya limpahkan suara saya untuk mendukung sahabat Sabiq," ungkap singkat Saiful Khalim. Tentu saja, ada peserta yang nampak kaget, bingung, dan sebagian lain terlihat ingin marah saja. Demikian pula ekspresi para pimpinan sidang. ๐๐ข ๐ฌ๐ข๐ณ๐ถ-๐ฌ๐ข๐ณ๐ถ๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ฌ๐ถ๐ฌ-๐ต๐ฆ๐ฌ๐ถ๐ฌ ๐ฑ๐ฐ๐ฌ๐ฐ๐ฎ๐ฆ๐ฏ. ๐๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ!
"Ternyata apa yang diucapkan tadi berubah. Saya tidak bisa melanjutkan," ungkap Gus Luthfi Thomafi. "Silakan pakai aturan tersendiri dari ๐ซ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ. Jika tidak mufakat, kami semua pulang," timpal pimpinan sidang dari PW. Ansor. Tercekatlah semua calon yang duduk di depan.
Dalam hitungan menit, pimpinan sidang segera berkemas. Mereka meninggalkan ruang sidang dengan kawalan penuh dari Banser. Tegang. Ruang sidang jadi tak bertuan. Di tengah suasana tersebut, ada salah satu calon yang berdiri dan berteriak: "Kita harus menegakkan PO. ๐๐ฐ๐ต๐ช๐ฏ๐จ adalah pilihan setelah tidak adanya mufakat".
Bila ๐ท๐ฐ๐ต๐ช๐ฏ๐จ digelar, dan ada penggabungan suara antara Gus Sabiq dan Saiful Khalim, maka, Ainul Mahfudz bisa dikalahkan, dengan 20 selisih suara sah (81 vs 101). Sayangnya, keputusan ๐ท๐ฐ๐ต๐ช๐ฏ๐จ tidak ada dalam isi mufakat yang terjadi antar calon di ruang tertutup itu, dan tidak pula diiyakan oleh pihak PP maupun PW.
๐๐ฆ๐ข๐ฅ๐ญ๐ฐ๐ค๐ฌ, alias ๐ฎ๐ข๐ถ๐ฒ๐ถ๐ง. Konfercab yang sempat tertunda beberapa kali itu tidak menghasilkan keputusan apapun, kecuali diserahkan sepenuhnya kepada Pimpinan Pusat GP. Ansor. Peserta bubar jalan. Sejarah telah diciptakan. Ia jadi ayat dan ๐ช๐ฃ๐ณ๐ข๐ฉ (َِููุฌْุนَََูู ِูู َْู ุฎَََْููู ุงََูุฉً) bagi peserta dan kader Ansor se-Jepara, bahkan se-Indonesia.
Mulai hari ini, pimpinan sidang Konfercab habis tugas dan pimpinan Ansor cabang Jepara sudah sah sebagai demisioner. Tapi, pemegang estafet kepemimpinan GP. Ansor Cabang Kabupaten Jepara masih ghaib diraba. Ranting Ansor se-Jepara dan PAC-nya terpaksa harus mau kehilangan induk untuk sementara.
Andai saya ketua sidang dan penengah tercapainya kesepakatan itu, saya berhak kecewa dan merasa dihina habis serta bermuram durja. Tapi, karena saya bukan pimpinan sidang, maka saya tidak perlu kecewa. Mengalir saja lah. Nasi sudah menjadi bubur, kok. Sejarah sudah terjadi.
Baca: Trouble Maker Itu Bernama Abu Jahal
Saya hanya kecewa, mengapa dalam acara Konfercab GP. Ansor Jepara itu ada "๐ฅ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ญ๐ฐ๐ค๐ฌ adab", bukan cuma ๐ฅ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ญ๐ฐ๐ค๐ฌ keputusan? Mengapa kesepakatan diubah setelah di-๐ง๐ข๐ต๐ช๐ฉ๐ข๐ฉ-i bersama walau dijeda waktu "menghilang"? Apa sih yang mereka bicarakan ketika itu, dan apapula yang ingin mereka perjuangkan?
Bila kita semua serius berkhidmah di NU dan menambah ๐ฎ๐ข๐ฉ๐ข๐ฃ๐ฃ๐ข๐ฉ kepada ๐๐ข๐ฃ๐ช๐บ๐บ๐ถ๐ฏ๐ข๐ญ ๐๐ถ๐ด๐ต๐ฉ๐ข๐ง๐ข, Muhammad ๐๐ฉ๐ข๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ๐ถ ๐๐ญ๐ข๐ช๐ฉ๐ช ๐ธ๐ข ๐๐ข๐ญ๐ญ๐ข๐ฎ, maka "๐๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฐ๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ฆ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ฃ๐ช๐ค๐ข๐ณ๐ข - ๐๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฃ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ต". Sudah. Begitu saja. Saya masih menunggu perayaan setelah Tahun Baru. [badriologi.com]
Keterangan:
Esai ini pertama kali dimuat penulis di akun Facebook pribadi pada Jumat, 25 September 2021 (beberapa jam setelah Konfercab Selesai).