 |
| Ngaji Kumpulan NU di MWC NU Karimunjawa Jepara, 23 Juni 2023. Foto: sebaran WA. |
Oleh M. Abdullah Badri
DUA tulisan dari penulis "Kemin Soplo" berjudul "Menguji Keistiqomahan RS(N)U Jepara" dan "Groundbreaking RS(N)U yang Break Break" cukup menyentak. Penulis dengan tegas menyebut adanya ketidakpuasan di kalangan NU penggerak dalam polemik RSNU Jepara menjadi RSU.
Mereka diharamkan menyoal perubahan nama yayasan dengan atas nama wakaf. Pokok jalan, bakal beres. Sebab, menurut "Kemin Soplo", ada banyak oknum di Jepara yang menjadi "orang-orang" nya, pembantunya. Sombong amat yak!
Pihak yang dituju "Kemin Soplo" hanya menganggap warga NU sebagai sapi perah yang digerakkan supaya berikhlash-ria sudi terjun membagikan amplop kosong ke ketua-ketua RT, guru-guru SDN hingga bakul wedus di pasar.
"Aku moh urunan, wis ngerti perkorone kok," begitu jawab orang yang ujug-ujug didatangi relawan sapi perah, seperti istilah penulis "Kemin Soplo" itu. Tanda ora sudi urunan. Akhirnya, NU Jepara jadi saduk-sadukan keraguan dan bal-balan ketidakpercayaan masyarakat yang dianggap telo, kemin, soplo dan kere-kere, di bawah.
Karena sudah kadung turun, jiwa kritis para relawan hilang. Mereka tidak perlu menanyakan lagi uji AMDAL sebelum peletakan batu pertama. Apalagi menyoal sahihnya IMB, garis komando pendirian RSU dengan PBNU atau ARSINU. Ora penting maning. Terus, apa gunanya ada Ngaji Perkumpulan muter ke MWC-MWC? Katanya harus satu komando ke pusat.
Anehnya lagi, pihak Askowanu pun direncanakan bakal tamasya massal ke Bromo pas di Hari H peletakan batu pertama, 1 Juli 2023. Kecewa bagi hasilnya yah, tah piye? Ingat, BMT kalian yang danai loh yah. Kok malah ngeluyur, ada apa?
Bila kekecewaan warga NU tidak direspon, nyuwun sewu, bila ada masalah dilayangkan ke PCNU Jepara, misalnya terkait penggelapan aset atau pembohongan publik yang barangkali kemungkinan ada di kemudian hari, raine NU mau diselipkan kemana? [badriologi.com]
Bersambung ke judul: Cara Cepat Berburu RS Label NU.
