Teks Sholawat Jazuliyah Ploso Full. Foto: dok. penulis. |
Oleh M. Abdullah Badri
BEBERAPA syiir di bawah ini dipersembahkan khusus untuk para masyayikh Pesantren Ploso. Saya memang bukan alumni sana, tapi, adik saya masih nyantri di sana. Dialah yang pada akhir bulan lalu meminta syiir ini saya buat dengan wazan pilihan saya: Bahar Romal, seperti ini:
فا علاتن فاعلاتن فاعلن - فا علاتن فاعلاتن فاعلن
Wazan akhir di masing-masing syatar (baris) pertama maupun keduanya konsisten dengan taf'ilat فاعلن sejak bait awal, dan tidak berubah sampai akhir bait. Dan semuanya diakhiri dengan huruf nun mati.
Syair terkenal yang menggunakan Bahar Romal dengan wazan seperti saya pakai di atas antara lain berjudul: "Inna fil Jannati Nahron min Laban (إن في الجنة نهرا من لبن)". Cari saja nada lagunya. InsyaAllah ora gadhok.
Ada dharurat syiir yang saya pakai di sana, antara lain: membaca sukun atas huruf hidup (تسكين المحرك), menghilangkan alif panjang yang tak terbaca di lisan (قصر المد), menghidupkan huruf mati (تحريك السكن), menghilangkan tasydid (تخفيف المسدد), dan memecah tanwin (فك المنَوَّن).
Dan mayoritas dharuratnya berada di bagian akhir bait (arudl dan dhorob) dan maknanya pun sudah maklum diketahui. Jadi, wong Arab mudah paham walau tanpa harakat. Hanya beberapa saja yang dharurat syiirnya ada di tengah bait (حشو). Itupun saya pilih yang makna lafadlnya sudah dimaklumi saja.
Terjemah baru saya buat pada siang ini, tepatnya setelah ditashih oleh masyayikh Ploso yang mengajar Ilmu Arudl. Alhamdulillah tidak ada yang dimintakan ubah. Hanya saja, untuk dua bait berisi sanjungan sholawat kepada Rasulullah Saw tidak akan dipakai dalam acara khusus dua bulan ke depan. Alasannya, temanya memang tidak sedang bersholawat.
Syiir Masyayikh Ploso Bagian 01. Foto: dok. penulis. |
Syiir Masyayikh Ploso Bagian 02. Foto: dok. penulis. |
Syiir Masyayikh Ploso Bagian 03. Foto: dok. penulis. |
Isi-isi teks syair yang saya namai "[Sholawat] Al-Jazuliyah" ini diambil dari teladan KH. Ahmad Djazuli Utsman, yang menurut Gus Kautsar tidak pernah luput me-muthala'ah kitab setiap hari. Lainnya merupakan sanjungan dan apresiasi pengorbanan kepada para guru.
Anda boleh memakai syair ini untuk memperkaya nasyid jenengan di kelompok rebana. Monggo. Tidak saya larang, dan sudah mendapatkan ijin dari Ploso. Aman sutaman. Kalau ada yang bisa membuat lagu sendiri tanpa mengikuti nada "Inna fil Jannati Nahron min Laban", tolong japri nggih! Tak paringi Djisamsu sak pres. Suwer! [badriologi.com]
Keterangan:
Tulisan ini tayang perdana pada 5 Desember 2024 di akun Facebook pribadi penulis.