 |
| Keterangan dalam Kamus Al-Munjid cetakan 1992. Foto: dok. pribadi. |
Oleh M. Abdullah Badri
DALAM Kamus Munjid cetakan 33 tahun 1992, pada halaman 367 (khusus kamus biografi dunia), ada tiga tokoh bernama Abdul Qadir di sana. Yang pertama ialah Abdul Qadir Al-Jazairi (1808-1883), seorang pejuang dari Al-Jazair yang pernah melawan Perancis dan diasingkan di Damaskus.
Kedua, Abdul Qadir Al-Jailani (w. 561 H / 1166 M), seorang sufi pendiri Tarekat Qadiriyah yang tinggal di Baghdad. Dan ketiga, Abdul Qadir Dahlawi (1753-1823), ulama' India yang menerjemahkan Al-Qur'an ke Bahasa Persia dan Urdu.
Dalam kamus yang disusun Louwis Ma'luf Al-Yassu'i, seorang pendeta Katolik Lebanon tersebut, foto Abdul Qadir Al-Jazairi diikutkan sebagai pelengkap biografi singkat. Sayangnya, di Indonesia, foto itu dinisbatkan secara populer sebagai lukisan foto Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani.
Di rumah, saya pasang foto Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani seperti gambar di bawah ini. Mirip aslinya atau tidak, yang penting bukan foto Abdul Qadir Al-Jazairi.
 |
| Lukisan tangan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Foto: dok. pribadi. |
Lukisan tangan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani saya sandingkan dengan lukisan asli Syaikh Mahfudz Tremas, Syaichona Cholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy'ari dan Habib Luthfi bin Yahya.
Suatu kali, ada rombongan cah-cah PWI-LS datang ke rumah untuk siltarrahim, dan anehnya, mereka meminta saya menurunkan foto Habib Luthfi karena dianggap turunan Yahudi.
Jelas tak pisuhi. "Omah, omahku dewe. Foto, fotoku dewe. Hak mu opo ngakon nyopot? Ojo ndeso lah!". Begitu ujar saya. Kok sampai minta foto Ndoro Syaikh Abdul Qodir diturunkan juga, tak gelut ngenggon. Nglukis kuwi butuh poso seminggu disik kok!
Ada pula yang minta supaya saya nutupi kain saja. Utekmu ki loh, isine opo ndes? Ujar saya, membatin ulah mereka di rumah orang yang baru saja mereka kenal. [badriologi.com]
