Sejarah Mbah Bulus Karsono Bulungan - Pelindung Desa dari Ndas Kuning Portugis -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Sejarah Mbah Bulus Karsono Bulungan - Pelindung Desa dari Ndas Kuning Portugis

M Abdullah Badri
Kamis, 02 Januari 2025
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
sejarah mbah bulus karsono bulungan jepara
Makam Mbah Bulus di Bulungan, Pakisaji, Jepara. Foto: istimewa.


Oleh M. Abdullah Badri


MAKAM Mbah Bulus sungguh mewah (mepet sawah). Di musim hujan, tempat berteduh peziarah tidak ada. Lokasi makam di Desa Bulungan, sekarang ikut wilayah Kecamatan Pakisaji, Jepara. Rapi, tapi agak sepi orang peziarah. Kurang terawat.


Padahal, Mbah Bulus termasuk pembabat alas Desa Bulungan. Bisa disebut juga dengan laqob lain: Mbah Bulungan. Di zamannya, semua penduduk Bulungan yang wilayahnya dikelilingi sungai penuh rembulung itu, jumlahnya hanya puluhan rumah, dan semuanya adalah murid Mbah Bulus, yang berguru dan ngaji kepadanya. Sejak dulu, karakter penduduk Bulungan tidak neko-neko dan manutan. Hidup hanya dari bertani, tapi tekun.


Nama asli Mbah Bulus adalah Karsono bin Tumijan (asal Pati). Ibunya bernama Mak Karti. Hanya punya satu saudara: Karmin. Sejak dari nama, Kiai Karsono bukan keluarga ningrat. Dia kiai desa dan hidup sederhana layaknya rakyat biasa, tapi, berkah ikhlash berjuang, Allah memilihnya sebagai kekasih.


Sejak usia belia (10an tahun), Karsono mondok di "Omah Meh Ambruk" asuhan Syaikh Datuk Asy'ari Jokosari, Ngabul (asal Aceh). Dialah satu-satunya guru Karsono selain Kaji Sholeh (Demak Bintoro). Di Ngabul (dulu disebut Desa Siseh), Karsono belajar syariat, akhlak dan tarekat Syadziliyah kepada Datuk Jokosari.


Selama tujuh tahun mondok di Ngabul, Karsono terlihat cemerlang dibanding 40an teman ngajinya, yang lebih suka kanuragan seperti Subandi (makam di Banyumanis, tapi salah sebut Danang). Karena itulah, Karsono sering menjadi badal (pengganti) mulang ngaji saat Datuk Jokosari berhalangan.


Selama nyantri di Ngabul, beberapa kolega Datuk Jokosari dikenal baik oleh Karsono. Antara lain: Kiai Joko Lelono (Cumbring), Kiai Laduni (Karangkebagusan), Kiai Leseh dan Nyi Satirah (Ngabul). Selain mereka, Karsono sepertinya tidak pernah bertatap muka dan kenal baik dengan kolega guru utamanya itu. Baca: Kiai Majan Sari Sumorejo, Sengon Bugel, Mayong (Wali Bersenjata Akhlak).


Setelah boyong nyantri, pada usia 17 tahun, Karsono muda menikah dengan Semi binti Marsun yang kala itu masih berusia 12 tahun. Keduanya dikaruniai dua anak, yakni: Karmijan dan Loro Semi. Sayang, semua keturunannya sudah punah.


Sejak Datuk Jokosari menunaikan tugas ke Gresik (hingga wafat), murid-murid Datuk Jokosari ikut pindah ke Bulungan, ngaji ke Kiai Karsono. Diantara mereka adalah Suntoro (asal Ngabul), Bekti, Lukman, Ngadiran dan Karsimin. Yang ikut ngaji di Bulungan, dibekali ternak kambing agar mandiri.


Bagi warga Desa Bulungan, Kiai Karsono -yang suka Getuk Kinco itu, adalah sosok guru sekaligus pelindung. Dikenal Mbah Bulus karena memiliki 15 ekor bulus asli dan jadian, yang berguna untuk menghalau penjajah ndas kuning (Portugis) yang kala itu sudah bercokol di daerah pesisir Jepara seperti Banyumanis, Ujungwatu, Bondo, dan sekitarnya.


Walau belum menguasai Jawa, ndas kuning pada zaman itu memang sering menyisir daerah yang potensial dijajah. Di Bulungan, sebagian mereka suka menebang kayu secara liar, lalu diangkut lewat aliran sungai. Atas perintah Mbah Bulus, bulus-bulus jadian tersebut menyembunyikan kayu rampasan ndas kuning ke bawah tanah sungai rembulung yang mengitari kampung. Ndas kuning pun kenyut-kenyut ndas-nya. Kayune ilang.


Bila ada orang pribumi yang diperintah ndas kuning untuk memata-matai wong Bulungan, Mbah Bulus Karsono lah yang membikin mereka tidak nyaman hidup dan bergerak di sana. Dia amat sayang kepada warga Bulungan. Hingga sekarang.


Di usia 40an tahun lebih, Mbah Bulus wafat pada Jumat Legi Bulan Safar. Suntoro kemudian menjadi penerus tradisi ngaji yang sudah dirintis Kiai Karsono. Suntoro inilah yang masih memiliki keturunan dari istri Nyi Sifa, di Bulungan, hingga sekarang. Demikian sekilas tentang Mbah Bulus, Bulungan, beserta jejak perjuangannya.


Seri lengkapnya, InsyaAllah ada di Buku "Jejak dan Kisah Wali di Jepara". Wallahu a'lam. [badriologi.com]


Keterangan:

Esai ini dimuat pertama pada 18 Desember 2024 di Facebook pribadi penulis. 


Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha