![]() |
Cerbung Raden Munafiq: Chapter - 01. |
Oleh M. Abdullah Badri
DI kediaman seorang dukun di Pangasan, Pacitan, rombongan mobil dari Jepara sowan untuk membeli jasanya. Mereka adalah Raden, Badin dan Pak Lek, yang hendak membeli jasa tenung untuk melumpuhkan target, seorang laki-laki yang selama ini dianggap musuh membahayakan.
"Kamu sudah siap mengganggunya mas?"
"Kenapa Anda tanya begitu?"
"Target yang sampeyan inginkan ini bukan sembarangan. Selain banyak tirakat, keluarganya dilindungi oleh banyak orang. Ini keluarga pejuang. Risikonya besar," kata si dukun.
"Apa risikonya?" Tanya Raden.
"Kalian bakal ketahuan, dan kalau ketahuan, jangan sekali-kali menyebut namaku karena risiko nyawa melayang".
"Saya siap risiko apapun asal dia lumpuh," timpal Badin ke si dukun. Badin adalah pendana ke Pangasan. Maklum, dia adalah pengusaha dan dekat dengan penguasa serta politisi.
Karena mereka siap dengan segala risiko, si dukun pun dengan sigap memberi mereka arahan untuk membuat target tidak bisa kencing maupun berak. Mantra dalam bahasa Jawa diberikan. Sementara itu, si dukun membantu dari Pacitan agar mantra yang mereka rapalkan "work it".
Sayang, berhari-hari mereka rapal mantranya, target tidak mempan. Raden yang berperan sebagai perapal. Target hanya mengalami penyakit seperti ambeyen. Tidak bisa nguyuh-ngising hanya seminggu saja, dan kembali ngaji normal. Hanya dengan makan pepaya setiap hari.
Fisik target terlalu kuat untuk diganggu. Melek wengi yang dilakukan serta tirakat ziarah auliya' yang dibiasakan ternyata turut membantu ketahanan target dari mantra orang Pangasan itu.
Suatu kali, ketika target keluar rumah di atas tengah malam, anak dan istrinya terbangun karena rumah terasa gempa dan panas menganga. Kadang, ada ledakan kecil juga terdengar di sekitar rumah.
Mantra wirid Jawa yang dirapal Raden hanya menjelma seperti itu saja. Ora mempan. [badriologi.com]
Cerbung "Raden Munafiq" Chapter - 01. Bersambung Chapter ke-2....
